Daerah

PCNU Cilegon Nilai Koreanisasi Resahkan Warga

NU Online  ·  Senin, 25 November 2013 | 09:03 WIB

Cilegon, NU Online
Jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kota Cilegon berkumpul di Masjid Al-Muhajirin Kavling Blok H kelurahan Ciwaduk kecamatan Cilegon kota Cilegon, Banten, Ahad (24/11). Kehadiran mereka di masjid itu berkaitan dengan isu Koreanisasi di kota baja itu.
<>
Usai pertemuan, Ketua PCNU Cilegon KH Hifdullah mengatakan, ulama, guru sepuh, dan kiai NU sepakat menolak Koreanisasi dan tempat hiburan di Cilegon. "Karena tiga isu yang salah satunya ialah perihal Koreanisasi dapat menimbulkan gejolak sosial," kata Hifdullah.

Ustadz Sunardi dalam forum itu menganjurkan seluruh pengurus NU untuk melakukan komunikasi baik dengan pemerintah maupun ormas Islam lainnya.

“Secara khusus saya menyoroti masalah Korea, maksud dan kedatangannya seperti apa, bisnis atau mengajarkan budaya mereka. Kalau bisnis seperti apa akan tetapi kalau mengajarkan budaya, secara tegas dan harga mati, saya menolak,” ujarnya.

Sementara seorang tokoh masyarakat Cilegon Dwi Qorry menjelaskan, akar budaya harus dijaga. Karena, kalau tidak dijaga akan hancur secara perlahan.

“Akar budaya kita yang religius harus benar dijaga. Sebab sekarang ini sudah mulai terasa dampak dari keberadaan orang Korea. Kultur dari luar, datang dan masuk. Ini berpotensi menimbulkan berbagai macam konflik yang memicu dan berdampak bagi keutuhan bangsa, dan tentunya masyarakat Cilegon,” lanjut Qorry.

Mereka tidak memahami nilai nilai nasionalisme, tidak paham budaya kita. Kami mendukung warga Nahdliyin untuk terus menyuarakan antiKorea, tutur Dwi Qorry.

Sedikitnya 3 lokasi yang dijadikan tempat ibadah dari 12 titik yang dilaporkan sejumlah pengurus NU. Ketiganya di PCI, Graha Praja Mandiri, dan sekolah eks Mardiyuana. Sesuai kesepakatan, pengurus NU Cilegon, ulama dan kiai sepuh akan menghadap Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi Kamis (28/11). (Chandra Zaini/Alhafiz K)