Depok, NU Online
PCNU Kota Depok menggelar safari Ramadhan ke sebelas kecamatan di Kota Depok. Program tersebut diawali Jumat (25/5) dengan berkunjung ke Masjid Jami Al Yaqin, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok. Program ini dilaksanakan untuk menguatkan paham Aswaja Annahdliyyah dan membuktikan dukungan konkret struktural NU terhadap amaliyah jamaah NU di Kota Depok. Adapun teknis kegiatannya diserahkan kepada dua lembaga yaitu Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dan Lembaga Takmir Masjid (LTM NU) Kota Depok.
“Soalnya banyak paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran NU,” kata Ketua LDNU Kota Depok, Ustad H Chairul Anwar.
Abuya KH Syihabuddin Ahmad, mustasyar PCNU Kota Depok dalam tausiyahnya menyampaikan sejarah dan wawasan ke-NU-an baik sebagai jamiyah (struktural) maupun jamaah (kultural). Ia memotivasi para jamaah untuk turut masuk ke jamiyah NU dengan menjadi pengurus. “Menjadi pengurus NU, maka akan diakui sebagai santrinya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari,” katanya mengutip ucapan KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU.
Kiai Syihab juga memberikan panduan logis kepada jama’ah bagaimana mengatasi faham yang mudah menyalahkan amaliyah dan tradisi NU. Misalnya, tradisi talqin mayit. “Kalau ada yang menyalahkan amaliyah talqin, maka kita sumpahi saja mayitnya. Mau gak dia? Kalau dia menolak, maka secara akal, sebetulnya dia membenarkan paham kita juga,” tegas Kiai Syihab.
Dalam safari Ramadhan tersebut, juga diserahkan kenang-kenangan dari PCNU Depok berupa jam dinding berlogo NU dan buku ke-NU-an kepada Ketua DKM Al Yaqin, Ustadz H Syafrudin yang diserahkan langsung oleh Ketua LDNU Kota Depok. Tampak hadir dalam acara tersebut jajaran pengurus syuriah, tanfidziyah, lembaga, badan otonom (banom) NU Kota Depok dan tokoh masyarakat setempat.
Safari Ramadlan diawali dengan buka bersama di kediaman Bapak H Muhammad, tokoh NU Cilodong. Dilanjutkan dengan shalat magrib, isya’ dan tarawih berjamaah yang dipimpin oleh Ustadz Rudi S Halimi, ketua LTM PCNU Kota Depok. Program ini akan berlanjut hingga 4 Juni 2018. (Darul Qutni/Kendi Setiawan)