Daerah JELANG IDUL FITRI

Pedagang Bunga untuk Ziarah Kubur Menjamur

NU Online  ·  Senin, 5 Agustus 2013 | 21:25 WIB

Probolinggo, NU Online
Menjelang hari raya Idul Fitri 1434 H, penjual bunga untuk keperluan nyekar atau ziarah kubur mulai menjamur di Kota Probolinggo. Selain di dekat pemakaman, para pedagang musiman ini juga memenuhi pasar baru kota setempat.<>

Di pasar baru, mereka memadati area sekitar pintu masuk di Jl. Panglima Sudirman dan Jl. Cut Nyak Dien. Puluhan pedagang serupa juga banyak didapati di pinggir Jl. Pahlawan, yang juga berdekatan dengan pasar baru.

Ada empat jenis bunga yang mereka jual. Yakni bunga sundel atau yang dikenal dengan bunga sedap malam, bunga kenanga, bunga mawar dan bunga pacar banyu. Harganya beragam, mulai dari Rp10 ribu per kilogram, Rp150 ribu per kilogram sampai Rp3000 per kuntum bunga.

Rata-rata, harganya mengalami kenaikan sejak Ahad (4/8). Bunga sedap malam dan kenanga misalnya, naik dari harga semula Rp30-50 ribu per kilogram menjadi Rp150 ribu per kilogram. Bunga pacar banyu naik dari Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk bunga mawar, naik dari harga semula Rp1000 untuk tiga kuntum bunga, menjadi Rp3000 untuk sekuntum bunga. “Yang beli mawar jarang, karena mahal,” kata Yanti, 32, salah satu pedagang asal Desa Pabean Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo.

Meski demikian, Yanti juga menyiapkan kemasan kresek berisi tiga jenis bunga dengan harga Rp2000. Yakni bunga sedap malam, bunga kenanga dan bunga pacar banyu.

Kepada NU Online Yanti mengatakan, dirinya berjualan bunga hanya menjelang Ramadhan dan akhir Ramadan menjelang Idul Fitri. “Saya jualan hanya pertama dan pas mau hari raya saja,” kata wanita yang kulakan bunga di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan tersebut.

Sumiyati, pedagang asal Kelurahan Jati Kecamatan Mayangan dan Fiki, pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo juga sama. Di hari biasa, Sumiati adalah penjual keliling (wlijo) ikan dan sayur mayur.

Sementara itu, Rais Syuriyah PCNU Kota Probolinggo KH Aziz Fadhal mengatakan, tradisi nyekar dengan membawa bunga tidak dilarang. “Itu tradisi dari sesepuh kita dulu, ke kuburan membawa kembang,” katanya.

Menurutnya, dalam ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) yang dianjurkan adalah ziarah kubur. Tujuannya, untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal, membaca tahlil dan surat Al-Fatihah. “Kapan pun (ziarah, Red) bisa dilakukan. Tidak harus menjelang Ramadhan maupun hari raya Idul Fitri,” jelasnya.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar