Jember, NU Online
Pembangunan kesehatan (fisik) tanpa didukung oleh pembangunan jiwa yang berbasis ajaran agama, tidak akan efektif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Alih-alih meningkat, malah menurun akibat pembangunan kesehatan tersebut yang lepas dari nilai-nilai agama.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua PCNU Jember Moch. Eksan saat menyampaikan taushiyah dalam acara "Ahad Ceria" di halaman Universitas Muhammadiyah, Jember, Jawa Timur, Ahad (23/4).
Menurutnya, sehat fisik tidak ada artinya jika mental sakit. "Karena itu, harus seimbang dalam membangun fisik dan mental," ucapnya.
Ia menambahkan, keberhasilan pembangunan fisik tidak selalu berbanding lurus dengan pembangunan mental. Katanya, saat ini tingkat stres masyarakat semakin tinggi. Ini merujuk pada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa 1 dari 4 orang yang mengalami stres disebabkan karena daya dukung jiwa yang tidak memadai dibanding perkembangan dan kemajuan fisiknya.
Oleh karena itu, katanya, betapa pentingnya pembangunan jiwa sebagai upaya untuk menyeimbangkan pembangunan fisik yang ada. "Tidak boleh tidak pembangunan fisik harus bertumpu pada jiwa. Sayangnya, hal ini jarang kita perhatikan," lanjutnya.
Dikatakannya, Islam begitu banyak mempunyai konsep tentang kesehatan. Bahkan tak sedikit kegiatan ibadah yang ternyata mempunyai daya dukung yang tinggi terhadap kesehatan tubuh manusia.
Misalnya, puasa, gerakan dalam shalat dan sebagainya. Jadi, sesungguhnya ajaran agama, secara fisik juga mempunai nilai kesehatan, dan pada saat yang sama juga menjadi asupan yang bagus bagi kesehatan manusia secara menyeluruh.
"Dan momentum puasa pada bulan ramadhan mendatang, perlu kita manfaatkan secara sungguh-sungguh untuk menyehatkan jiwa sekaligus menyehatkan badan," pungkasnya di hadapan jama'ah Muhammadyah tersebut. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)