Daerah

Pembangunan Tower di Atas Masjid Agung Disoal

NU Online  ·  Senin, 1 Juni 2009 | 08:45 WIB

Probolinggo, NU Online
Pembangunan menara pemancar salah satu perusahaan telepon selular, di atas bangunan Masjid Raudlotul Jannah, Probolinggo, menuai protes. Mereka tak ingin masjid yang berada di sisi barat alun-alun kota itu, dijadikan ajang bisnis.

"Saya sudah keliling menanyakan kepada sejumlah ulama. Mereka bilang haram hukumnya kalau masjid dibisniskan," ujar Agung, anggota LSM LIRA Probolinggo, Senin (1/6).<>

Sayangnya lanjut Agung, meski gelombang penolakan terus bergulir, pemerintah daerah setempat seolah bergeming. Mereka tetap membiarkan perusahaan telepon selular itu mengerjakan pembangunan tower di atap masjid.

"Walikota sebelumnya berjanji menunda pembangunan tower tersebut. Tapi nyatanya, sampai saat ini pembangunan masih jalan terus," lanjut Agung.

Lebih jauh, karena menganggap pemerintah plin-plan soal tower dimaksud, pagi tadi, sedikitnya 20 perwakilan warga sekitar masjid, ngelurug DPRD Kota Probolinggo, untuk mengadukan persoalan itu.

Tentu saja kedatangan perwakilan warga ke DPRD ini mendapat pengawalan sejumlah LSM. Di antaranya LSM Gempa dan LIRA.

Di DPRD sekitar 7 perwakilan demonstran ditemui Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo, H Banadi Eko dan Ketua Komisi I DPRD Kota Probolinggo Adi Sukartono.

Sungguh ironis, dalam pertemuan tersebut, DPRD justru terlihat berpihak terhadap pengembang dan pemerintah. DPRD berdalih, pendirian tower di atas masjid, sudah umum dan banyak ditemukan di sejumlah kota besar.

"Sepanjang pengoperasian secara teknis bagus. Tower itu tidak akan mengganggu masyarakat. Sinyalnya tidak mungkin nyepleter," kata Edi Sukartono.

Lebih jauh, lanjut Edi, DPRD juga tidak terlalu memperhatikan hal itu, lantaran banyak tugas yang harus dikerjakan.

"Kami juga sudah melakukan dengar pendapat. Dan kami juga berpesan agar ijin pembangunannya jangan sampai terlewati. Tapi karena kami banyak pekerjaan kami tidak memperhatikan secara terus-menerus perkembangan kasus itu," pungkas Edi.

Tanpa hasil menggembirakan perwakilan warga sekitar masjid itupun pulang. Mereka mengancam, akan mengerahkan lebih banyak massa untuk menghentikan pembangunan tower tersebut. (beritajatim.com/mad)