Daerah

Pemimpin Disebut Sukses Jika Mampu Melahirkan Kader

Sel, 3 Maret 2020 | 18:00 WIB

Pemimpin Disebut Sukses Jika Mampu Melahirkan Kader

Ketua PC IPPNU Kabupaten Pamekasan, Fathiyatul Jannah saat melakukan turba. (Foto: NU Online/Sulaiman)

Pamekasan, NU Online

Kaderisasi adalah jantungnya organisasi. Tanpa kader, organisasi tidak ada artinya apa-apa. Dengan kaderisasi, berarti sebuah organisasi semakin mantap eksistensinya.

 

Demikian ditegaskan Ketua Pimpinan Cabang (PC)Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Fathiyatul Jannah saat ditemui NU Online di Komplek Kantor PCNU Kabupaten Pamekasan, Jalan R Abd Aziz No. 95 Pamekasan, Selasa (3/3).

 

"Di usia yang ke- 65 ini, kita terus bergerilya turun ke kecamatan menggugah pengurus agar terus melakukan kaderisasi baik tingkat dasar maupun lanjutan. Kita sangat menyadari, organisasi akan mati tanpa adanya pengkaderan," tegas Fathiyatul Jannah.

 

Katanya, kesuksesan sebuah kepemimpinan bisa dilihat dari proses pengkaderannya. Tidak akan dikatakan sukses apabila masih mengalami krisis kader.

 

"Misi kita memang tidak mau ada istilah krisis kader dalam tubuh IPPNU ini. Makanya kita terus bergerak jemput bola, turun gunung naik gunung untuk nasib IPPNU di masa depan," lanjutnya.

 

Fathim, sapaan akrabnya, menjelaskan, pihaknya dalam proses kaderisasi juga menitikberatkan pada pengembangan SDM kader. Karena percuma jumlahnya banyak, tapi kualitasnya tidak bisa diandalkan.

 

"Proses pengkaderan yang kita lakukan juga dibarengi dengan pengembangan SDM kader. Semua yang kita lakukan tidak akan ada artinya, jika kualitas mereka masih meragukan," jelas Alumnus IAIN Madura tersebut.

 

Tak kalah pentingnya, menurut Fathim, selama turba ia terus menularkan semangat tanpa kenal lelah, berjuang dan berkhidmah di Jam'iyah Nahdlatul Ulama. Ia menginginkan agar kader IPPNU tidak mendasari perjuangannya hanya dengan mengedepankan kepentingan pragmatis saja.

 

"Karena kalau kita ikhlas berjuang di NU, nilai barokah akan didapatkan. Sebaliknya, jika kita hanya mengedepankan kepentingan pragmatis, akan dapat lelahnya saja," tambahnya.

 

Spirit kebersamaan juga perlu dibangun dalam organisasi sebagai upaya menyatukan persepsi yang seringkali berbeda menjadi satu tujuan yang mulia demi kemajuan organisasi yang digelutinya.

 

"Penting kita selalu berkumpul, membangun kebersamaan. Sehingga akan muncul rasa memiliki terhadap organisasi dan persepsi-persepsi yang sering beda akan menemukan titik temu. Semuanya akan membawa pada kesolidan pengurus dan itu akan sangat membantu dalam memajukan organisasi," pungkas Fathim.

 

Kontributor: Sulaiman

Editor: Aryudi AR