Bojonegoro, NU Online
Sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur Bayu Setawan mennyampaikan tantangan pemuda yang harus menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pemuda harus bersiap menyongsong persaingan pasar bebas dan jangan sampai pemuda hanya melihat saja. Belum lagi perkembangan teknologi yang begitu pesat, agar dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Pemuda harus mempunyai inovasi dan mengambil peluang di depan mata dengan persiapan matang. Jangan sampai menjadi pemuda yang apatis, tapi bisa berperan dalam pembangunan," terang sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bojonegoro itu.
Hal itu dikatakan pada acara diskusi rutinan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor NU Kecamatan Balen, melalui Majlis Dzikir Rijalul Ansor (MDRA) di Balaidesa Lengkong Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro, Jumat (8/3) malam.
Donny juga menyinggung, sekarang ini juga sudah disahkan Perda (peraturan daerah) tentang kepemudaan yang mengatur tugas dan peran pemuda. Sebab payung hukum itu menjadi landasan pemuda desa melaksanakan kegiatannya. "Pemuda harus diberikan tanggungjawab dan kepercayaan, karena mereka ujung tombak maju dan mudurnya desa," ungkapnya.
Kegiatan yang dihadiri seluruh pengurus PAC Ansor NU Balen, ranting dan pemuda Desa Lengkong. Pasalnya selain MDRA, juga diisi dengan diskusi kepemudaan dan desa yang menghadirkan narasumber ketua Forum Karang Taruna Kabupaten (FPKT) Bojonegoro dan sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Bojonegoro, Donny Bayu Setiawan serta Pendamping Lokal Desa (PLD), Amirul Khotib.
"Kegiatan ini sudah menjadi rutinan setiap bulan sekali, yang adakan bergantian ke desa-desa," kata ketua PAC Ansor NU Balen, Moh. Nafi'.
Dijelaskan, setelah pembacaan dzikir rutin itu Ansor NU Balen mengisinya dengan kajian-kajian, seperti tema pertanian, pemilu dan yang lainnya. Termasuk malam ini menghadirkan dua narasumber untuk memberikan pemahaman dan pencerahan terkait kepemudaan dan desa.
"Agar pemuda terutama kader Ansor, berperan di desa dan mengembangkan potensi pemuda yang ada didesanya masing-masing," jelasnya.
Amirul Khotib memberikan pemahaman tentang desa, mulai proses perencanaan, pelaksanaan sampai pertanggungjawaban APBDes (Anggaran Pendapatan Belanja Desa). Termasuk aturan-aturan yang mengatur desa agar pemuda bisa memahami kegiatan pemerintahan desa.
Tampak dalam diskusi dan jagong santai tersebut berjalan dinamis sampai tengah malam. Pasalnya banyak peserta yang bertanya dan mendiskusikan kondisi desa, peran pemuda serta semangat pemuda memajukan desanya masing-masing. (M Yazid/Muiz)