Daerah

Pengalaman Mengurusi NU Penuh Keberkahan

NU Online  ·  Sabtu, 26 November 2016 | 23:10 WIB

Sejak tahun 1998 saya aktif dikepengurusan NU. Yaitu sebagai Sekretaris MWC NU. Bahkan jabatan itu sampai sekarang masih disandang saya. Setiap 5 tahun  konferensi MWC saya selalu diminta untuk menjadi Sekretaris di Jam`iyah para Ulama itu.

Suka duka ngurus NU di daerah saya tidak semulus di daerah lain. Banyak pengorbanan yang saya keluarkan baik korban waktu maupun korban keuangan. Padahal sebagai seorang ustadz kampung penghasilan saya tidak seberapa. Tapi alhamdulillah lima tahun terakhir saya sering menerima undangan ceramah di pengajian-pengajian sebagai muballigh.

Bersama dengan pengurus yang lain saya terus menjalankan roda jam`iyah ini. Dari bahtsul masa`il, lailatul ijtima` sampai rapat-rapat kordinasi dengan pengurus ranting. Bahkan kegiatan di PCNU kami tidak pernah absen. Beruntung ketua tanfidziyah kami seorang yang kaya raya. Selain seorang pengusaha beliau juga seorang politisi yang pernah duduk sebagai anggota DPRD dua periode. Sehingga sebagaian besar biaya operasional kegiatan beliau yang menanggung.

Yang namanya sekretaris adalah roda penggerak sebuah organisasi. Apalagi ketua kami selalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan baik kegiatan usaha maupun kegiatan agenda DPRD. Sehingga walaupun sebagai Sekretaris MWCNU, banyak tugas-tugas ketua yang beralih ke pundak saya. Banyak pengurus yang lain, tetapi saya yang selalu ditunjuk untuk melakukan tugas-tugas ke-NU-an baik di lingkungan MWC, PC bahkan di atas PC.  Sehinga banyak menyita waktu saya. Bukan hanya waktu yang tersita finansial pun banyak keluar untuk operasional kegiatan tersebut.

Semua itu saya lakukan dengan ikhlas. Yang ada dalam benak saya adalah pengabdian terhadap NU. Terhadap Ulama yang telah menjadikan saya seperti ini.

Pada konferensi yang kedua MWCNU, dari komisi program mencetuskan bahwa MWCNU kami mendidirikan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) yaitu oragnisasi yang menyelengarakan manasik tingkat dasar untuk calon jama`ah haji.

Keputusan konferensi tersebut ditindaklanjuti dengan rapat kerja MWCNU. Pada akhirnya ketika rapat pembentukan pengurus KBIH saya ditunjuk untuk menjadi sekretaris. Padahal saya waktu itu belum menunaikan ibadah haji. Tapi, lagi-lagi pengabdian. Amanat itu saya emban dengan ikhlas di pundak saya.

Pada tahun 2011 KBIH kami mulai beroperasi. Waktu itu jama`ah yang kami rekrut hanya 16 jama`ah. Kami berusaha melayani jama`ah dengan  sebaik mungkin. Sehinga pada musim haji tahun 2012 kami harus melayani 46 orang calon jama`ah haji. Dari tahun ke tahun jama`ah calon haji yang kami urus selalu bertambah. Tapi bukan itu yang membanggakan untuk saya.

Yang sangat membanggakan untuk saya, dari yang tidak tahu saya menjadi tahu tentang ilmu manasik haji. Bahkan setiap kegiatan latihan manasik haji saya seolah sebagai pelatih profesional. Banyak calon jama`ah haji yang memanggil saya haji. Waktu itu saya hanya amin saja. Dan setiap saat saya berdoa dan meminta kepada Allah SWT agar saya dan keluarga saya di izinkan oleh Allah SWT agar dapat menunaikan ibadah haji. Bahkan saya sering berdoa agar saya dapat beribadah haji setiap saat.

Alhamdulillah, Allah SWT mengabulkan doa saya. Pada tahun  2014 saya diberi kesempatan dapat menunaikan ibadah umroh. Subhanallah, padahal waktu itu secara finansial saya  tidak punya uang. Tapi nyatanya saya bisa melunasi biaya umroh sebesar Rp 26.975.000. Allah telah memberikan kemudahan untuk saya. Ya benar, Allah telah memberikan kemudahan untuk saya. Kalau tidak, bagaimana mungkin saya bisa membayar biaya umroh yang sebesar itu? Sungguh menakjubkan.

Bahkan yang lebih menakjubkan lagi, ketika saya berdoa di Multazam. Doa saya dua macam. Pertama saya ingin sepulang dari umroh saya bisa mendaftarkan diri saya dan isteri saya untuk beribadah haji agar saya dan isteri saya bisa bersimpuh dihadapan Ka’bah. Dan yang kedua saya pengen membeli kendaraan roda empat agar saya lebih mudah memenuhi undangan pengajian apabila masyarakat membutuhkan saya.

Subhanallah.... setelah beberapa bulan sepulang dari tanah suci. Doa itu benar-benar terkabulkan. Saya dan isteri saya dapat mendaftar sebagai calon jama`ah haji, walaupun melalui dana talangan dari salah satu bank syari`ah di kota saya. Saya dan isteri saya menunggu antrian tahun pemberangkatan bersama dengan calon jama`ah yang lain.

Lagi-lagi saya membaca tasbih, subhanallah... tahun depan saya diusulkan untuk mendampingi jama`ah haji di KBIH yang saya urus. Berbarengan dengan penantian ini saya juga sedang menanti kedatangan mobil avanza. Alhamdulillah permohonan kredit mobil saya di acc.

Begitulah,  dengan mengurus NU saya mendapatkan keberkahan yang sangat luar biasa dari Allah SWT. Terimakasih ya Allah... terimakasih juga kepada guru-guru saya...dan terimakasih juga untuk orang-orang yang telah berjasa mendorong saya sehingga saya bisa seperti sekarang ini. (Kamali Noor, Sekretaris MWCNU Losarang Indramayu)