Daerah

Pengukuhan Pengurus Ansor di Lamongan Diisi Donor Darah

Rab, 26 Februari 2020 | 12:00 WIB

Pengukuhan Pengurus Ansor di Lamongan Diisi Donor Darah

Petugas PMI Lamongan, Jatim memeriksa calon pendonor di sela acara pelantikan PAC GP Ansor Sukodadi. (Foto: NU Online/panitia)

Lamongan, NU Online
Namanya pengukuhan pengurus baru, maka kegiatannya hanya itu-itu saja. Sekadar seremonial dan tidak diikuti dengan acara lain. Banyaknya pejabat yang hadir menjadi ukuran bahwa kegiatan sukses diselenggarakan. 
 
Namun pada pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur justru dimeriahkan dengan kegiatan donor darah. Acara yang menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Lamongan tersebut dipandang berbeda dan tidak lumrah digelar kepengurusan di kawasan lain.
 
“GP Ansor Sukodadi sebagai wadah perhimpunan kaum muda Nahdlatul Ulama merasa perlu turut andil dalam mengkampanyekan aksi sosial donor darah kepada masyarakat luas,” kata Akhmad Fauzun, Rabu (26/2).
 
Disampaikan Ketua PAC GP Ansor Sukodadi tersebut, bahwa kegiatan merupakan aksi sosial yang bermanfaat dan mulia karena akan membantu PMI dalam menyediakan stok darah.
 
“Dan kegiatan ini juga sesuai dengan program kerja kami,” tegasnya. Program dimaksud adalah di antaranya membantu kalangan tanpa melihat jenis kelamin, agama maupun golongan.
 
Pada kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah kalangan di Kecamatan Sukodadi. Di antaranya camat, kapolsek, dan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), badan otonom serta masyarakat Sukodadi. Tidak semata menyaksikan pelantikan, mereka turut mendonorkan darahnya. 
 
"Sahabat-sahabat Ansor Kecamatan Sukodadi ingin terus berkontribusi aktif bagi masyarakat luas. Kegiatan donor darah ini tidak hanya berdampak positif bagi pendonor, tetapi juga bermanfaat luas bagi masyarakat bahkan juga mampu menyelamatkan manusia," ujar dia.
 
Suasana demikian meriah lantaran acara dipusatkan di Pendopo Kecamatan Sukodadi. Dalam pantauan pantia, diperoleh setidaknya 54 kantong darah dan kehadiran masyarakat mencapai 79 pendaftar. 
 
“Sejumlah pendonor tepatnya 25 orang terpaksa tidak diterima petugas PMI karena berbagai alasan. Misalnya kondisi badan capek, riwayat penyakit dalam, dan puasa,” jelasnya.
 
Dirinya berharap kegiatan dapat pula dicontoh oleh kawaasan lain sebagai bukti rasa ukhuwah insaniyah atau persaudaraan sesama manusia yang memang kerap membutuhkan darah dengan aneka kebutuhan.
 
“Kita tidak pernah tahu akan mengalami musibah apa pada kesemapatan mendatang. Karenanya, apa yang kami lakukan dapat memenuhi kebutuhan darah yang kerap terjadi pada saat kritis,” pungkasnya.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin