Daerah

Penyembelihan Hewan Kurban Perlu Pahami Syariat dan Problematikanya

Ahad, 4 Juli 2021 | 16:45 WIB

Penyembelihan Hewan Kurban Perlu Pahami Syariat dan Problematikanya

Pelatihan Manajemen Penyembelihan Hewan Kurban Syari di Kantor Urusan Agama (KUA) Kencong, Jember, Jawa Timur pada Sabtu (3/7). (Foto: M Irwan Zamroni)

Jember, NU Online
Tidak lama lagi umat Islam di seluruh dunia akan melaksanakan ibadah kurban. Namun di waktu yang bersamaan, lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat tajam. Oleh karenanya, proses penyembelihan hewan kurban harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan.

 

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur, Prof Kiai Noor Harisudin mengimbau kepada masyarakat agar penyembelihan hewan kurban dilakukan sesuai dengan arahan pemerintah.

 

"Kita diarahkan untuk melakukannya di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) terdekat, atau juga di lingkungan yang lapang sehingga tidak menimbulkan kerumunan. Ini semua untuk menghindari munculnya klaster baru (penyebaran Covid-19)," jelas Prof Kiai Noor Harisudin dalam Pelatihan Manajemen Penyembelihan Hewan Kurban Syari di Kantor Urusan Agama (KUA) Kencong, Jember, Jawa Timur pada Sabtu (3/7).

 
Dekan Fakultas Syariah UIN KH Achmad Siddiq Jember itu menilai, dalam menyembelih hewan kurban, sebagian masyarakat saat ini masih belum memahami hukum-hukum syariat dan problematikanya.

 

"Dalam menyembelih hewan kurban, kita harus melakukannya secara ihsan sehingga tidak menyiksa hewan tersebut. Ini adalah perintah Rasulullah," tambahnya.


Menurutnya, kehadiran perguruan tinggi menjadi penting untuk terus mengedukasi masyarakat. Terlebih dengan mengemban amanah untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

 

Perlu pengetahuan 
Dosen Politeknik Neger Jember, Ujang Suryadi menjelaskan, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban yang tidak melalui prosedur secara benar, bisa mengakibatkan bahaya atau kecelakaan.

 

"Makanya jangan sampai kita beribadah justru mencelakakan orang lain. Seperti keliru dalam merobohkan sapi sehingga hewan tersebut stres dan mengamuk," jelasnya. 


Penyembelihan hewan kurban yang dilakukan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat menghasilkan kualitas daging yang bagus serta bisa dikelola dengan baik. 


"Kita bisa menaksir umur dan berat hewan kurban, sehingga nantinya ketemu jumlah daging yang dihasilkan. Selain itu, penyembelihan hewan kurban yang stress ditambah metode penyembelihan yang keliru, bisa mempengaruhi kualitas daging," tutur Ujang. 

 

"Meski baru pertama kali dilakukan, semoga acara ini bisa bermanfaat, sehingga apa yang disajikan dari hasil penyembelihan hewan kurban betul-betul halal dan sesuai dengan ajaran Islam," pungkasnya. 

 

Acara yang digelar oleh KUA Kencong bersama UIN KHAS Jember dan Politeknik Negeri Jember itu berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat. Para peserta diwajibkan untuk memakai masker dan menjaga jarak. Selain itu, peserta juga dibatasi dengan 25 orang, terdiri dari segmen tokoh agama, takmir masjid, tukang jagal, dan para pemuda.

 

Kontributor: M Irwan Zamroni Ali
Editor: Kendi Setiawan