Daerah

Peringati Harlah Gus Dur, Gusdurian Bondowoso Undang Tokoh Lintas Agama

Sab, 5 Agustus 2017 | 16:00 WIB

Bondowoso, NU Online 
Jaringan Gusdurian Bondowoso menggelar Hari Lahir (Harlah) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke -77 bersama kelompok lintas agama dan organisasi kepemudaan. Kegiatan yang dikemas orasi perdamain dan doa lintas agama tersebut dilaksanakan di Wihara Ariya Maintreya Jalan Yos Sudarso No 132 Belindungan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, Jumat (4/8) malam.

Koordinator Jaringan Gusdurian Bondowoso Daris Wibisono Setiawan mengatakan, Gus Dur adalah orang yang luar biasa. Karenanya mengenang Presiden Republik Indonesia yang ke-4  itu sama saja merawat, memajukan dan kemanusian.

Jaringan Gusdurian yang mempunyai nilai-nilai Gus Dur masih sangat harus dipertahankan di tengah uapnya arus kelompok sumbu pendek dan bumi datar itu, di tengah arus ancaman radikalisme dan ancaman bangsa dan negara. 

"Yang terus harus dijaga, yang harus dilestarikan, karena bagaimanapun perbedaan itu adalah indah. Gus Dur pernah berkata, bahwa keberagaman adalah bahasa keindahan buat kita, menolak keberagaman, memaksakan segala bentuk perbedaan; berarti tidak mengakui eksetensi Tuhan dan ini sebuah kalimat yang luar biasa,” jelasnya. 

Pendeta Martin mengatakan, jika berbicara kedamaian, ia membayangkan sosok Gus Dur. Padahal ia sama sekali tidak pernah berkumpul dengan Gus Dur.

"Kedamain itu bagi saya bukan meniadakan masalah, bukan menolak keributan, bukan menolak perang, bukan membuang masalah," katanya.

Romo Heru dari Katolik mengatakan, mengaku mempunyai pemikiran yang sama dengan Gusdurian. Menurut dia, pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang pluarisme harus senantiasa digaungkan di tengah-tengah masyarakat. 

Hadir pula pada kesempatan itu perwakilan dari tokoh agama Islam diwakili H. Syaeful Bahar, dari agama Budha diwakili oleh Hermawan dan agama hindu diwakili oleh Wayan. (Ade Nurwahyudi/Abdullah Alawi)