Jakarta, NU Online
Enam Tahun sudah tragedi berdarah di kampus Universitas Nasional (Unas) berlalu. Berawal dari aksi demonstrasi mahasiswa Unas menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 2008 silam yang direspon aparat kepolisian dengan menyerbu ke dalam kampus. Akibatnya, salah satu mahasiswa meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
<>
Sejumlah mahasiswa setempat memperingati tragedi tersebut antara lain dengan menggelar tahlilan yang dipimpin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di kampus Unas. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kecaman terhadap kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh aparat kepolisian.
"Serta memberikan kesadaran terhadap mahasiswa bahwa penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi dikampus Unas adalah tanggung jawab kita bersama untuk diperjuangkan,” ungkap Ketua Komisariat PMII Unas M Rohim Hidayatullah saat ditemui di kampus Unas Jakarta Selatan, Kamis (22/5).
M Rohim yang memimpin acara doa bersama tersebut menambahkan, “Tahlilan yang kami laksanakan ini adalah bentuk doa kami untuk para korban, semoga korban yang meninggal mendapatkan tempat di sisi-Nya dan koban yang mengalami luka-luka dapat ketenangan tanpa rasa trauma, Hal ini wajib bagi kita sebagai mahasiswa beragama Islam.”
Menurutnya, PMII Unas juga ingin memberikan kesadaran terhadap para mahasiswa, bahwa solidaritas mahasiswa harus dibagun dengan landasan religiusitas. (Yayan/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua