Daerah

Perjuangan Meneguhkan Aswaja NU di Pelosok Lombok Barat

NU Online  Ā·  Jumat, 24 November 2017 | 09:00 WIB

Perjuangan Meneguhkan Aswaja NU di Pelosok Lombok Barat

Ketua Ranting NU Pesorongan, Lazim Makhul.

Lombok Barat, NU Online
Meskipun hanya mempunyai luas sekitar 4,7 kilometer persegi, masih banyak daerah pelosok di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Daerah terpencil seperti Desa Pesorongan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang masih memegang teguh ajaran Aswaja NU.

NU Desa di perbatasan antara Lombok Barat dan Lombok Timur ini dipimpin oleh Muhammad Lazim Makhul (42). Ia bersama beberapa tuan guru mengasuh Pesantren Hidyatullah As-Syarif di Desa Pesorongan.

Lazim menceritakan betapa tidak mudahnya menyebarkan ajaran Aswaja NU ke pelosok desa mengingat tantangan eksternal selalu ada, baik dari sisi sosial, politik, dan ekonomi. Melihat tantangan tersebut, Lazim sebagai Ketua Ranting NU Desa Pesorongan terus menggiatkan halaqah Aswaja.

ā€œHalaqah Aswaja NU ini kita lakukan di berbagai tempat seperti masjid, musholla, madrasah, sekolah, dan pesantren,ā€ ujar Lazim kepada NU Online, Jumat (24/11) di arena Munas dan Konbes NU 2017.

Pria yang juga murid TGH Turmudzi Badaruddin ini juga mengatakan, NU di pelosok seperti di desanya perlu mendapat perhatian dari pengurus di level di atasnya. Karena menurutnya, NU di level bawah perlu mandapat pendampingan serius untuk memperkuat organisasi.

Usaha penguatan Aswaja juga dilakukan melalui pesantren yang saat ini dibinanya. Para santri di samping belajar ilmu agama juga diberi penguatan wawasan kebangsaan. Hal ini sesuai dengan cita-cita para pendiri NU yang tidak mempertentangkan antara nasionalisme dan agama.

Saat ini, Pesantren Hidyatullah As-Syarif juga membina program lintas belajar santri. Program ini bekerja sama dengan Pesantren Nurul Iman Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Setiap tahun, dari Lombok Barat setiap tahun mengirimkan lima santri ke pesantren yang berbasis di Kecamatan Parung, Bogor. (Fathoni)