Pasuruan, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur berjalan seiringan dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur. Komitmen yang dibangun adalah dengan memperluas jaringan di kalangan pelajar terkhusus tingkat SLTP-SLTA.
Langkah PW IPNU IPPNU Jatim dalam hal ini dibuktikan dengan diluncurkanya sebuah buku sebagai bekal atau modul pembentukan Pimpinan Komisariat (PK) IPNU IPPNU se-Jatim yang diluncurkan di Kabupaten Pasuruan dan Trenggalek, Sabtu (6/7).
Dalam rangka menyikapi Musyawarah Nasional atau Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama beberapa bulan lalu, PW IPNU Jatim bersikap tegas dalam mengawal pelajar.
“Sejak awal, kami bersikap tegas dalam pengawalan pelajar dari bahaya radikalisme, narkoba dan pergaulan bebas,” kata Choirul Mubtadi'in.
Menurut Ketua PW IPNU Jatim tersebut, hal itu dibuktikan dengan segera menggandeng IPPNU Jatim dan Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU.
Gerakan ini semakin kuat dengan bergabungnya PW IPPNU Jatim secara totalitas dalam pengawalan penyusunan modul. “Karenanya kami juga tidak kalah sigap dengan segera menggerakan tim untuk membantu penerbitan modul yang menjadi acuan pelajar NU di Jatim,” kata Nurul Hidayati, Ketua PW IPPNU Jatim.
Hal ini semakin mantab dan terarah karena modul yang dikonsep tim PW IPNU- IPPNU Jatim direspons baik oleh H Noor Shodiq Askandar selaku Ketua PW Ma’arif NU Jatim).
“PW Ma’arif NU Jatim kemudian menyikapi dengan rapat koordinasi atau Rakor Ma’arif dan mengenalkan buku panduan pelajar ini di hadapan Pengurus Cabang Ma’arif NU tingkat kabupaten atau kota se-Jawa Timur,” kata Choirul Mubtadi'in.
Sebetulnya IPNU dan IPPNU itu menyatu dalam tubuh Ma’arif NU. "Sejak awal periode saya sampaikan bahwa bagian dari pengawalan siswa itu tentu ada pada keduanya," ucap H Noor Shodiq Askandar kala itu. Kalau perlu mulai hari ini kita canangkan bahwa organisasi kesiswaan di lembaga Ma’arif bukan lagi OSIS, melainkan IPNU dan IPPNU,lanjutnya.
Muhamad selaku pengarah tim penyusun modul berharap buku panduan pendirian IPNU-IPPNU di tingkat sekolah bisa dijadikan regulasi, khususnya di sekolah Ma’arif NU di Jatim.
"Meski sangat sederhana, dengan langkah serius kami berharap modul ini bisa diimplementasikan di sekolah binaan LP Ma’arif NU, agar pengkaderan di NU bisa ditanamkan sejak dini," ucap mantan Ketua PC IPNU Babat itu.
Tim penyusun juga berharap kepada Pimpinan Cabang dan Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU se-Jawa Timur agar bisa menerapkan modul sebagai regulasi pembentukan mulai akar paling bawah. “Demi kepentingan organisasi ke depan,” pungkas Muhammad. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)