Daerah

Pesan KH Bisri Syansuri Alasan untuk Setia Merawat NU

NU Online  ·  Rabu, 31 Oktober 2018 | 06:30 WIB

Mojokerto, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) masa khidmah 2018-2023 menduetkan KH Mashul Ismail sebagai Rais Syuriyah dan Ketua Tahfidziyahnya dijabat KH Abdul Adzim. Terpilihnya KH Mashul Ismail menggantikan KH Chusain Ilyas tidak terlalu mengagetkan. Karena keduanya merupakan tokoh NU yang disegani di Mojokerto.

Menurut Wakil Ketua Lembaga Batsul Masail (LBM) PCNU Kabupaten Mojokerto KH Zamroni Umar, sosok Kiai Mashul adalah pribadi yang bersahaja. Baik dilihat dari penampilan sandang, papan maupun hal lainnya.

"Sepengetahuan saya, kiai ini sosok yang bersahaja. Mobil yang dipakainya saat ini hanyalah mobil operasional MUI Mojokerto. Bahkan rumah tinggalnya masih menempati rumah tinggalan mertua yang tetap dibiarkan seperti adanya, hanya dengan sedikit perbaikan," katanya, Selasa (30/10).

Menurut Kiai Zamroni, gairah ke-NU-an Kiai Mashul, juga luar biasa. Dalam berbagai kegiatan NU, Kiai Mashul ikut aktif di dalamnya. Bahkan dalam kegiatan yang menuntut energi lebih karena selesainya kegiatan pukul 24.00 WIB seperti kegiatan LBM, Kiai Mashul juga senantiasa menghadiri, mengarahkan pembahasan dan memberikan support besar.

"Dalam kegiatan nonstruktural pun seperti acara cangkruan bersama kiai, jika diundang maka bisa di pastikan kiai akan menghadiri kegiatan ini," tambah Zamroni.

Sementara itu, Kiai Mashul menceritakan alasan ia mengabdi di NU karena semata-mata menjalankan amanah sang guru. Ketika akan pamit boyong dari Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, sang guru, KH Bisri Syansuri, berpesan untuk merawat dan berkhidmah di NU.

Pesan tersebut terus diingatnya hingga menjabat Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Mojokerto. Saat teringat pesan tersebut, semua lelah menjadi semangat lagi.

"Pesan inilah yang senantiasa saya ingat, sehingga walaupun usia sudah sepuh, itu tidak menjadi penghalang untuk senantiasa mengabdikan dan mendedikasikan diri dalam berbagai kegiatan NU di semua tingkatan," ungkapnya.

Bersama almaghfurlah KH Aziz Masyhuri, Kiai Mashul berkesempatan belajar langsung kepada sang maestro fiqh yang tegas di Nusantara yakni KH Bisri Syansuri. Didikan dari salah satu tokoh besar NU ini membuat Kiai Mashul memiliki kedalaman ilmu dan kecintaan besar pada NU.

"Santri Denanyar itu diwasiatkan oleh Kiai Bisri untuk mengabdi di NU. Wasiat itu saat ini tertulis di gerbang utama pesantren, silakan dicek," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Abdullah Alawi)