Daerah

Pesantren Al-Furqon Gresik di Tengah Kawasan Padat Penduduk 

Ahad, 22 Desember 2019 | 13:30 WIB

Pesantren Al-Furqon Gresik di Tengah Kawasan Padat Penduduk 

Wisuda tahfidz Pondok Pesantren Al-Furqon Unggulan, Perumahan Kota Baru Driyorejo Gresik, Jawa Timur. (Foto: NU Online/M Jauhari Utomo)

Gresik, NU Online
Wisuda tahfidz dan pengajian umum diselenggarakan setelah dilaksanakannya munaqasah yang dilakukan para santri Pondok Pesantren Al-Furqon Unggulan. Pada wisuda tersebut disaksikan langsung oleh KH Mashuri Abdurrahim, didampingi Wakil Bupati Gresik,  H Muhammad Qosim, dan para ustadz yang mengasuh, Sabtu (21/12).
 
Pondok Pesantren Al-Furqon Unggulan berlokasi di Perumahan Kota Baru Driyorejo Gresik, Jawa Timur. Pesantren yang didirikan 3 tahun lalu tersebut merupakan wujud ikhtiar KH Masyhuri Abdurrahim membendung daerah yang rawan dengan sarang radikalisme. Pondok tersebut merupakan pengembangan dari pesantren Al-Furqon utama yang bertempat di Desa Wedoroanom, Driyorejo, Gresik.
 
KH Masyhuri menyampaikan bahwa awal mula pendirian pesantren dari amanah tanah wakaf 2 kavling dari seorang donatur. Yang bersangkutan mengamanahkan memanfaatkan tanah tersebut untuk kepentingan keagamaan. Kemudian kiai mengamini untuk memanfaatkan sebagai pesantren tahfidzul Qur'an.
 
"Alhamdulillah, kami mendapatkan amanah tanah wakaf dari seorang pewakaf yang sangat dermawan, beliau adalah almarhum Fathul Mujib. Awalnya saya merasa bingung akan memanfaatkan untuk apa. Tapi alhamdulillah, Allah memberikan jalan untuk mendirikan pesantren di tengah perumahan yang padat penduduk ini," terang KH Masyhuri.
 
Dirinya melanjutkan bahwa keadaan tersebut juga diilhami peristiwa penggerebekan teroris yang ada di kawasan perumahan tersebut. Diketahui memang ada beberapa kelompok radikalis yang tinggal di perumahan tersebut. Kemudian dirinya mengambil sikap dengan mendirikan Pesantren Al-Furqon di tempat tersebut satu di antaranya untuk menetralisir pengaruh kelompok radikal yang ada.
 
"Saya merasa terpanggil ketika ada peristiwa penggerebekan teroris di perumahan ini. Karena hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja berlalu. Harus ada yang cepat menanggapi kejadian itu. Alhamdulillah atas izin Allah kami berikhtiar dengan cara ini" ungkap Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Driyorejo tersebut.
 
Layaknya pesantren pada umumnya, pesantren ini juga sama dalam hal pemberlakuan kurikulum. Materi kitab kuning mulai dari akhlaq hingga fiqih, semuanya diajarkan. Hanya berbeda pada perberlakuan tahfidul Qur'an yang bermaksud untuk menciptakan generasi santri Qur'ani.
 
H Moh Qosim yang memberikan ceramah pada wisuda tahfidz menyampaikan pesan kepada para santri dan jamaah yang hadir. Ia mengatakan bahwa saat ini banyak pengaruh yang bisa masuk kepada anak, utamanya berasal dari teknologi dan pengaruh lingkungan sekitar. Karena itu dirinya bangga dan bersyukur adanya pesantren di tengah perumahan.
 
"Perumahan ini setiap hari sangat ramai dengan penduduk dan pengunjung yang datang dari luar. Apalagi ketika hari libur yakni Sabtu dan Ahad. Maka saya bangga dan bersyukur Pesantren Al-Furqon bisa menjadi sistem kontrol sosial di tengah ramainya kegiatan masyarakat perumahan,” katanya.
 
H Qosim kemudian menyampaikan bahwa para santri harus selalu mencitai Al-Qur'an karena sesuai dengan hadits Rasul bahwa sebaik-baik manusia adalah yang belajar al-Qur'an dan mengamalkannya. 
 
"Insyaallah, santri-santri di sini adalah ahlul Qur'an, ahlul kitab wa ahlul jannah,"  tutup mubaligh yang selalu bershalawat ketika berceramah.
 
Perumahan Kota Baru Driyorejo merupakan kawasan yang penduduknya cukup padat. Di sana telah banyak masuk kultur kebudayaan kota yang cukup memerlukan perhatian. Penghuninya rata-rata masyarakat awam yang hidup di tengah kota kemudian mengalami ruralisasi karena faktor pemenuhan kebutuhan hidup dan pengembangan kawasan.
 
 
Kontributor: M Jauhari Utomo
Editor: Ibnu Nawawi