Daerah

Pesantren Ambil Peran Penghematan Subsidi BBM

Sen, 1 September 2014 | 07:06 WIB

Karanganyar, NU Online
Pengasuh pesantren Walisongo Sragen Kiai Ma’ruf Islamuddin menyampaikan begitu besarnya peran pesantren mulai dari pendidikan hingga penghematan BBM. Dengan konsep mukim pesantren, para santri dengan sendirinya, kata Kiai Ma’ruf, tidak membutuhkan kendaraan bermotor untuk sampai ke ruang belajar mereka.
<>
Demikian disampaikan Kiai Ma’ruf saat mengisi pengajian MWCNU Mojogedang, Jum’at (29/8).

Kiai Ma’ruf melanjutkan, sebenarnya menitipkan putra-putri belajar di pesantren mengandung banyak sekali manfaat. Di pesantren para santri tidak diperkenankan menggunakan telepon genggam. Di sini saja, terdapat penghematan biaya jajan pulsa.

“Sekolah mereka juga ada di dalam kompleks pesantren. jadi mereka tidak perlu bingung lagi bagaimana berangkat ke sekolah saat terjadi kelangkaan BBM. Mereka cukup berjalan kaki. Kecuali penghematan stok BBM, pesantren dengan demikian turut serta menghemat subsidi BBM,” ujar Kiai Ma’ruf.

Hanya saja biaya pendidikan di pesantren masih terkesan mahal. Pasalnya, biayanya per bulan itu dengan angka. Sementara pengeluaran biaya pendidikan di sekolah nonpesantren tidak tertera sekaligus sehingga terkesan kecil.

Namun coba sekarang dihitung lagi, kata Kiai Ma’ruf yang kini diamanahkan sebagai Ketua RMI NU Sragen di tengah ratusan warga. Misalnya biaya per bulan di pesantren sebesar 400.000 yang mencakup biaya ngaji, sekolah, makan,tidur, air dan listrik.

“Sementara di rumah bapak-ibu tidak pernah menghitung biaya makan sehari, kemudian sekolah, uang saku, uang bensin, uang pulsa, dan uang bermain. Sekarang bapak-ibu sudah bisa membandingkan, murah mana sebenarnya biaya pesantren dengan nonpesantren?” tandas Kiai Ma’ruf. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)