Daerah

Pesantren Darul Ulum Tampung Santri Dhuafa

NU Online  ·  Jumat, 20 Juni 2014 | 07:07 WIB

Probolinggo, NU Online
Pesantren Darul Ulum di Patokan Kota Kraksaan kabupaten Probolinggo yang didirikan KH Abdul Latif Qodim pada 1980 silam memberikan kesempatan mondok kepada kaum dhuafa. Kendati demikian, pesantren ini terus melahirkan santri-santri yang menekuni karir mulai baik di instansi pemerintah dan swasta.
<>
Para santri banyak berasal dari kalangan yatim piatu dan keluarga miskin. Menurut Jarwo,panggilan akrab sang pendiri, hal itu di samping tuntutan ajaran Islam juga merupakan amanah UUD 1945.

“Pendidikan bagi mereka dijamin Negara. Karena itu semua anak usia sekolah tidak boleh putus sekolah dan tidak mengenyam pendidikan,” ujarnya, Kamis (19/6).

Di pesantren ini, semua santri yang mukim tidak dipungut biaya pendidikan. Untuk mengganjal perut, setidaknya diperlukan beras sebanyak 20 kg per hari atau sekitar 6 ton dalam satu tahun. Semua kebutuhan hidup itu berasal dari hasil sawah milik pesantren, donator, dan juga pemerintah.

“Alhamdulillah kami mendapat bantuan 500 kg beras dan kacang hijau dari Pemkab Probolinggo,” jelasnya.

Saat ini pesantrennya masih membatasi jumlah santri karena terkendala anggaran untuk menunjang nafkah dan pendidikan santri. Sebab hal ini untuk menunjang pendidikan yang berkualitas. “Kami tidak ingin mereka mengenyam pendidikan yang asal-asalan,” tegasnya.

Selain memberikan pendidikan hingga jenjang SMA, pesantren Darul Ulum juga memberikan kesempatan kepada santri terbaiknya untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Saat ini ada 10 santri/santriwati di biayai penuh untuk menempuh pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Zainul Hasan Genggong.

“Kami memberikan apresiasi bagi santri yang berprestasi untuk kuliah. Mereka nantinya diharapkan bisa berbagi ilmu kepada santri yang lain. Sehingga apa yang mereka dapatkan selama kuliah bisa bermanfaat bagi orang lain, khususnya sesama santri,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)