Jombang, NU Online
Ratusan masyarakat Nahdliyin dan Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah melakukan silaturrahim dan studi banding terkait pengembangan Lembaga dan manajemen pesantren ke Pondok Pesantren Al-Aqobah Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur.
"Alhamduliah hari ada tamu jauh dari Tegal sebanyak 3 bis dipimpin KH Taufi, tujuannya silaturrahmi dan study banding terkait pengembangan lembaga dan manajemen pesantren," kata Pengasuh Al-Aqobah KH Junaidi Hidayat, Sabtu (12/01).
Rombongan tersebut di pimpin KH Taufiq, sebelumnya rombongan ini melakukan ziarah bareng ke makam Gus Dur dibawah bendera MWCNU Balapulang. "Rombongan ini semua kader NU Balapulang, pengurus MWC dan Muslimat Balapulang. Biar berbeda, ziarah plus dapat ilmu cara mengelola organisasi dan lembaga," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pesantren Al-Aqobah Agus Akhmad Kanzul Fikri mengatakan ide studi banding ini merupakan langkah yang positif. Dan layak diapresiasi setinggi-tingginya.
Dikatakannya, saat ini mengelola lembaga seperti pesantren harus memiliki manajemen yang baik dan tertata rapi. Hal ini tak jauh berbeda saat mengurusi ormas Nahdlatul Ulama. Karena semua harus efektif, mulai dari muatan kurikulum sekolah, diniyah pesantren, tenaga pengajar yang kompeten, hingga kegiatan santri yang efektif.
"Kenapa pengelolaan pesantren harus serius? Karena kita menyiapkan generasi Nahdliyin yang syumuli (utuh) dan siap menghadapi masa depan, baik keilmuan umum dan ilmu agama. Sama dengan mengurus NU, kenapa harus serius? karena kita mengurusi umat," ujar Gus Fikri.
Pesantren merupakan kawah candradimukanya para kader NU. Hampir mayoritas pimpinan utama NU dimanapun berada pernah berproses di pesantren. Oleh karenanya, bila pesantren dikelola dengan baik maka akan berdampak dengan langsung ke NU
"Pesantren harus mengembangkan nilai salafi yang ada dengan mengintegrasikan aspek modernitas. Pesantren tempat mencetak kader NU yang paling bagus hingga saat ini," pungkas alumni Universitas Islam Malang ini. (Syarif Abdurrahman/Fathoni)