Daerah

Pesantren Lembaga Peneguhan Multikulturalisme

Kam, 8 September 2016 | 06:00 WIB

Solo, NU Online
Pembahasan Pondok Pesantren tidak bisa lepas dari peran yang dimainkan oleh kalangan sufi penyebar Islam di Nusantara. Dengan demikian ketika di sebut Pondok Pesantren maka yang dimaksud adalah pesantren salafiyah yang membangun multikultural dan toleransi. 

Kalangan sufi penyebar Islam di Jawa tidak mempersoalkan wadah atau simbol, tapi mereka lebih concern terhadap isi dan substansi, seperti istilah sembahyang dan puasa", ungkap KH. Abu Hafsin dalam acara Workshop Pemikiran Pendidikan di Pesantren yang digagas oleh RMI Jateng di Hotel the Alana Solo, Kamis, (8/9)

Selain itu, model gerakan dakwah yg di lakukan oleh kaum sufi bersifat Inklusif. "Gerakan sufi dalam menyebarkan Islam melalui gerakan memasukan nilai-nilai Islami tanpa mengubah konstruksi luar," tegas Ketua PWNU Jateng itu.

Untuk itu, gerakan pesantren NU sekarang agar tetap eksis ada dua, yaitu dengan pendekatan kontekstual, transformasi dan inklusif. ajak Abu Hafsin kepada Peserta Workshop yang dihadiri oleh pengasuh Pesantren se-Jawa.

Yang kedua, pemegang pesantren harus berkepribadian menarik, menampilkan kesederhanaan, ulet dan konsisten antara perbuatan dan ucapan.

Dengan demikian, ia berharap agen pesantren, pengasuhnya untuk kembali menengok sejarah pesantren zaman dulu dan melakukan inovasi. (Ahmad Rosyidi/Fathoni)