Jember, NU Online
Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Desa Suci, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menerima program air bersih sumur bor dari pemerintah.
Penyerahan bantuan dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan ketika melakukan kunjungan langsung ke lokasi sumur bor air tanah di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sabtu (7/4).
Penyerahan bantuan program air bersih dari pemerintah ke pondok merupakan bagian dari pembangunan sumur bor air tanah sebanyak 550 lokasi, termasuk 78 lokasi di Jawa Timur pada tahun 2018.
"Pemanfaatan APBN harus dirasakan langsung oleh masyarakat terutama menengah kebawah. APBN adalah uang rakyat, jadi kembali ke rakyat. Sumur bor air tanah untuk daerah sulit air merupakan bagian dari pelayanan berkeadilan sosial, yang terjemahan kita adalah semua kebutuhan dasar bagi seluruh warga sebisa mungkin terpenuhi," ungkap Menteri Jonan.
Tidak seperti sumur bor pada umumnya, sumur bor yang dibiayai APBN tersebut memiliki kedalaman sekitar 125 meter dengan debit air 2 liter per detik. Satu sumur bor dapat melayani hingga lebih dari 2.000 jiwa per sumur.
Sumur bor di Pesantren Raudlatul Ulum dapat melayani kebutuhan air bersih bagi seluruh santri dan masyarakat sekitar dengan kapasitas layanan lebih dari 1.400 jiwa.
Sebanyak 350 santri termasuk 150 santri yang menetap atau tinggal di pesanteren, kini bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk kegiatan sehari-hari.
Sebelum ada sumur bor, kegiatan di pesantren yang didirikan tahun 1988 tersebut tidak bisa maksimal karena kekurangan air. Santri harus pergi jalan kaki sejauh 2 km untuk mandi, bahkan untuk ambil air wudhu pun sulit.
"Pas mau solat mesti cari air, di sini ada air dari pegunungan tetapi tidak cukup, hanya bertahan hingga jam 9, karena banyak dipakai anak-anak sekolah. Kalau sekarang air keran hidup, mau jam berapapun bisa," ungkap Abdullah, pengurus pondok.
Masyarakat sekitar pun juga turut menikmati air bersih tersebut. Pada musim hujan misalnya, saat air dari pegunungan keruh dan tidak layak dikonsumsi, masyarakat mengambil air di sumur bor tersebut.
"Kalau masyarakat ada yang butuh, bawa jerigen air ke sini, karena pada saat air keruh, untuk konsumsi tidak layak. Kalau sudah seperti itu masyarakat ramai ambil air di sini," ungkapnya. (Red:Muiz)