Daerah

PKL dan Susbalan untuk Siapkan Ansor Ideologis Aswaja

NU Online  ·  Jumat, 9 Desember 2016 | 20:03 WIB

Padang, NU Online
Generasi muda Nahdlatul Ulama, khususnya Gerakan Pemuda Ansor harus meningkatkan kompetensi diri. Hal itu dikatakan Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Moesafa, pada Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) dan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat, Jumat (9/12) malam, di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PPMTI) Batang Kabung, Koto Tangah, Padang. PKL dan Susbalan yang diikuti lebih dari 55 orang, berlangsung selama empat hari, Kamis hingga Minggu (8-11/12).

Menurut  Moesafa, gerakan radikalisme saat ini semakin gencar dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak ingin keberlangsungan NKRI tetap utuh. Mereka menyususup ke berbagai elemen bangsa, terutama kalangan generasi muda Indonesia. “Ansor sebagai generasi muda NU, generasi muda Indonesia, selalu siap menghadapi kelompok-kelompok yang ingin merongrong keutuhan NKRI,” kata Moesafa.

Moesafa juga menambahkan, pelaksanaan PKL dan Susbalan yang diwajibkan bagi kader Ansor yang sudah mengikuti PKD dan Diklatsar merupakan langkah untuk menyiapkan kader Ansor yang memiliki kompetensi ideologis Islam Ahlussunnah Waljamaah ala Nahdlatul Ulama. “Ansor Sumatera Barat dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya, ternyata mampu berbuat untuk memperkuat kompetensi kadernya,” tambah Moesafa.

Ketua PW GP Ansor Sumatera Barat Rahmat Tuanku Sulaiman menyebutkan, PKL dan Susbalan diikuti 55 orang peserta kader Ansor yang sebelumnya sudah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dan Diklatsar. “Selain PKL, kegiatan ini juga dibarengi dengan Kursus Banser Lanjutan (Susbanlan) yang melibatkan kader Banser yang sudah mengikuti Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar),” kata Rahmat, alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan. 
  
Menurut Rahmat, PKL sengaja diadakan di komplek pondok pesantren agar Ansor kembali dekat dengan pesantren. Karena Ansor terlahir dari orang-orang pondok pesantren, maka jiwa, roh dan semangat pesantren harus dimiliki oleh kader Ansor. “Tidak mungkin kader Ansor memiliki jiwa, roh dan semangat pesantren jika tidak pernah dekat dan berinteraksi dengan pesantren tersebut,” tambah Rahmat. 

Selain Moesafa, tampil sebagai instruktur  Anggota Instruktur Nasional PP Ahmad Nadhif dan sesepuh  NU Tuanku Bagindo M. Leter. (armaidi tanjung/abdullah alawi)