Jombang, NU Online
Menjadi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus tanggap dengan tugas dan kewajibannya baik intra maupun ekstra kampus.
Demikian diutarakan Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) PMII Ya'qub Husein STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang, Hj Chumaidah. Ia mengajak aktivis PMII dapat membagi waktu sebaik mungkin antar dunia akademik dan dunia aktivisnya.
"Mengingatkan mahasiswa identik dengan kampus, jika tidak belajar di kampus bukan mahasiswa," jelasnya dihadapan calon anggota baru, pada acara Mapaba di MA Ar-Rahman Sumoyono, Diwek, Jombang.
Karib seperjuangan Khofifah Indar Parawansa itu, juga menekankan aktivis PMII jangan sampai alergi dengan dunia kampus, sebab melalui kampuslah para aktivis dapat berproses di sebuah organisai ekstra kampus.
"Jangan alergi dengan kampus, apalah artinya besar di luar kampus, tapi kecil di dalam kampus sendiri, saya khawatir, ketika sudah menyibukkan di PMII, mengorbankam kewajiban nya di kampus," ujar Wakil Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang itu.
Namun demikian, di samping Chumaidah menekankan keaktifan para aktivis di kampus, ia juga berharap aktivis PMII dapat mengembangkan ilmunya di berbagai aspek, lebih - lebih dalam sisi kemanusiaan atau kemasyarakatan.
"Ilmu sosial tidak cukup dengan teori, putihnya beras bukan karena selepan, tapi karena gesekan satu gabah dengan gabah yang lain," jelasnya.
Dalam situasi sosial secara umum yang serba dinamis, aktivis PMII hendaknya dapat memembacanya dengan baik. "Kader PMII diharapkan peka, dan wajib pintar membaca situasi, bagaimana memanaj emosional, mental, dan gerakan, untuk menjadi penegak Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah," tandasnya.
Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII Komisariat Ya'qub Husein Jombang berlangsung selama tiga hari, dimulai Jumat-Ahad (18-20/11). (Syamsul Arifin/Fathoni)