Daerah

PMII Harus Miliki Kecerdasan Sosial

NU Online  ·  Sabtu, 19 Oktober 2013 | 12:00 WIB

Purworejo, NU Online 
Sejumlah 57 mahasiswa mengikuti Masa Penerimaan Anggota (Mapaba) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi (STAIAN) Berjan Purworejo di Komplek Pondok Pesantren At Taslimiyah Desa Lubang Lor Kecamatan Butuh Purworejo. 
<>
Ketua Panitia Mapaba, Muhammad Arifin mengatakan, kegiatan yang digelar selama 3 hari ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seorang mahasiswa yang akan menjadi anggota PMII.

Pada kegiatan tersebut, kata Arifin, seluruh peserta diberi materi tentang Sejarah Bangsa, Islam Nusantara, Analisa Diri, Gender, Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial, Nilai Dasar Pergerakan dan ke-PMII-an.

“Seluruh materi yang diberikan merupakan bekal bagi para mahasiswa untuk bergerak dan beraktualisasi kedepan saat mehasiswa tersebut menjadi anggota PMII,” terang Arifin di sela-sela Mapaba, Kamis (17/10).

Arifin menambahkan, materi-materi yang disampaikan merupakan pondasi dari bangunan pengetahuan dari para kader PMII. Menurutnya, dengan bekal pengetahuan tersebut, para mahasiswa yang aktif di organisasi PMII harus memilki kesadaran dan kecerdasan sosial yang lebih dibanding mahasiswa lain pada umumnya.

“Tantangan mahasiswa hari ini adalah bagaimana ia memilki tanggung jawab untuk membangun lingkungannya dengan bekal kemampuan akademis dan pengetahuan yang ia miliki,” tandasnya.

Lebih lanjut Arifin mengatakan, ini merupakan bagian dari jawaban organisasi atas fenomena para mahasiswa yang cenderung apatis terhadap kondisi lingkungan sekitar. Banyak mahasiswa yang tidak peduli dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat.

“Kalau kita amati, hari ini banyak orang yang memiliki kecerdasan intelektual, namun hanya sedikit yang memiliki kecerdasan social. Ini tentu sangat memperihatinkan,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua PMII Komisariat An-Nawawi, Syarif Hidayatullah. Menurutnya PMII senantiasa mengajak para anggotanya untuk lebih peka menyikapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat.

“Tentu ada skala-skala tertentu untuk dijadikan medan juang pengabdian terhadap kemaslahatan masyarakat. Ada yang mampu untuk berjuang hingga skala nasional, adapula yang hanya skala lokal. Namun itu bukanlah masalah, karena yang terpenting adalah bagaimana agar kesadaran tersebut terbangun sejak dini,” pungkasnya. (Lukman Hakim/Abdullah Alawi)