Daerah

PMII Sumbar: Perjuangan Santri NU Sudah Jelas

NU Online  ·  Ahad, 28 Oktober 2018 | 16:30 WIB

PMII Sumbar: Perjuangan Santri NU Sudah Jelas

Dialog hari santri dan sumpah pemuda PMII Sumbar

Padang, NU Online
Perjuangan santri Nahdlatul Ulama dari dulu sudah jelas bahwasanya Indonesia adalah negara Pancasila. Jika ada yang berniat merubahnya maka di situlah kader PMII harus siap memaparkan gagasannya bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.

Demikian terungkap dalam Dialog Bersama Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (27/10 malam di Kantor PW NU Sumatera Barat dalam rangka memeriahkan Hari Santri dan Sumpah Pemuda. 

Ketua Umum PKC PMII Sumbar Rodi Indra Saputra menyebutkan, dialog refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda dilaksanakan dalam rangka menambah kecintaan kader PMII  terhadap NKRI. Dialog  bertema Peran Kader PMII selaku Santri yang menjaga keutuhan NKRI.

"Dengan pemaparan sejarah hari santri ini, tentunya kader PMII paham bahwa Hari Santri ditetapkan sebagai salah satu bukti perjuangan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," ujarnya.

Dikatakan, dari sisi  mahasiswa, kader PMII  tentu tidak boleh melupakan bahwa semangat Sumpah Pemuda harus tumbuh dalam jiwa PMII.

Menurut Rodi, PMII harus sadar bahwa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai budaya dan agama. Biarpun PMII sebagai organisasi Islam, tapi kader PMII harus tetap teguh menyatakan NKRI adalah harga mati. Pancasila adalah azas negara dan menjujung tinggi Bhineka Tunggal Ika.

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda ini menampilkan  narasumber Ketua KPID Sumbar Afriendi Sukumbang, alumni Pesantren Tawalib Padang Panjang, Anggota KPU Padang Pariaman Ory Sativa Sa'ban, alumni Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Padang Pariaman, Akademisi Universitas Andalas Padang Beni Kharisma Arasuli, alumni Pesantren Canduang dan Anggota Bawaslu Kota Pariaman Ulil Amri.

Beni Kharisma Arrasuli mengatakan, santri berarti berbudi luhur. Seorang santri harus bisa menjaga diri dan siap mengahadapi perubahan.

"Kader PMII selaku santri itu tidak boleh kagetan. Santri itu harus siap menerima perbedaan," kata Ory Sativa Sa'ban.

Sedangkan Ulil Amri menyebutkan, santri itu tidak hanya yang berasal dari pesantren. Kader PMII juga bisa dikatakan santri, seperti yang dikatakan KH Hasyim Asy'ari siapa yang mengurus NU maka dia adalah santriku. Kader PMII bagian dari NU, maka kader PMII bisa kita katakan santrinya KH Hasyim Asy'ari. (Armaidi Tanjung/Muiz)