Daerah

Propaganda Kelompok Takfiri Jelas Gerakan Politik, Bukan Gerakan Agama

Ahad, 17 September 2017 | 16:04 WIB

Subang, NU Online
Gerakan takfiri yang menuduh bahwa selain kelompoknya adalah kafir dinilai sebagai gerakan yang tidak murni gerakan agama tetapi ditunggangi gerakan politik. Dalam gerakan takfiri itu terdapat muatan politik yang ingin merebut kekuasaan yang sah.

"Ternyata gerakan takfiri ini ujung-ujungnya hormat bendera haram, pemerintah itu thaghut, Pancasila thaghut, tentara dan polisi thagut dan seterusnya sehingga pemerintahan yang ada sekarang harus digulingkan," kata Ketua MWCNU Cipeundeuy Kabupaten Subang KH Asep Zarkasih dalam pengajian walimatul arsy di Subang. Sabtu (16/9) malam.

Ditambahkan, jika takfiri ini murni gerakan agama tentu saja akan mengusung nilai-nilai akhlak karena akhlak merupakan bagian penting yang tidak bisa lepas dari ajaran agama Islam. Dalam kisah Nabi Muhammad pun sudah banyak diceritakan tentang keluhuran akhlak Rasulullah dalam berdakwah.

Selain itu, kata dia, ajaran Islam yang cocok diterapkan di bumi Nusantara adalah ajaran Islam Ahlussunah wal Jama'ah (aswaja) karena ajaran Aswaja telah terbukti berhasil menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, adat dan suku bangsa dan bahasa.

"Organisasi yang membentengi ajaran Ahlussunah wal Jama'ah di Indonesia adalah NU," ujarnya.

Ia melanjutkan, dalam berdakwah NU selalu mengedepankan akhlakul karimah sehingga NU bisa berdampingan dengan siapa pun dan kelompok mana pun termasuk dengan kelompok takfiri. Hanya saja kelompok ini selalu menganggap dan menuduh kafir kepada ajaran dan amaliah NU sehingga tuduhan-tuduhan miring yang dialamatkan kepada NU tersebut perlu diluruskan dan diklarifikasi. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)