Daerah

Puluhan Anak Yatim ini Doakan Indonesia

NU Online  ·  Selasa, 22 Juli 2014 | 13:09 WIB

Jakarta, NU Online
Puluhan Anak Yatim dari Yayasan Al-Akhyar Pasar Minggu Jakarta Selatan tampak khidmat melafadzkan tahlil dan doa. Mereka diundang DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk berbuka puasa di Graha Gus Dur Jl Raden Saleh Jakarta Pusat, (21/7) sore kemarin dalam rangkaian cara harlah partai politik besutan PBNU itu yang puncaknya akan dilaksanakan pada Rabu (23/7) besok.<>

Acara tersebut diisi pembacaan istighotsah dan doa untuk Indonesia yang telah sukses menggelar Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014. Doa dimaksudkan agar Republik ini aman, tentram, dan damai setelah energi rakyat tersedot hajatan nasional berupa pilpres.

Menurut Kepala Rumah Tangga DPP PKB Darussalam Murtadho, buka puasa digelar beberapa kali selama bulan Ramadhan. Buka bersama ini melibatkan anak yatim dari berbagai yayasan yang tersebar di seluruh penjuru Jakarta. “Mereka kami undang bergiliran. Pada kesempatan ini, kami mengundang Yayasan Al-Akhyar Pasar Minggu. Kurang lebih 126 anak yang datang,” kata Darussalam.

Lelaki yang akrab disapa Alam ini menambahkan, kegiatan tersebut menjadi agenda tahunan tiap Ramadhan. “Khusus untuk tahun ini, buka bersama dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas suksesnya Pilpres. Selain itu, menyambut harlah PKB (yang digelar) lusa,” ujar Alam.

Momentum peringatan hari lahir PKB, lanjut Alam, akan dilaksanakan pada Rabu, 23 Juli 2014. Alam berharap, di usia PKB yang ke-16 ini agar makin besar dan profesional. Sebagaimana maklum, PBNU mendirikan PKB pada 1998 sebagai jawaban konkrit lahirnya era reformasi. Setelah beberapa kali berganti lokasi kantor, PKB kini memiliki kantor yang hanya berjarak seperlemparan batu dari PBNU.

Pantauan NU Online, lantai 1 kantor PKB yang diberi nama ruang KH Abdurrahman Wahid dipenuhi anak-anak yayasan yang menggunakan seragam serba putih. Mereka dengan khusyuk mengikuti jalannya buka bersama. Usai pembacaan doa, beberapa di antaranya berhamburan keluar ke ruang lobi sembari menunggu kumandang azan. (Musthofa Asrori/Anam)