Daerah

Puluhan Santri PBSB UIN Bandung Ikuti Pembekalan Pra-kuliah

NU Online  ·  Sabtu, 16 Agustus 2014 | 01:42 WIB

Bandung, NU Online
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) menyelenggarakan Pembekalan pra-kuliah bagi 29 santri peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama yang diterima di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa Barat.
<>
Sebelumnya (7/8), Dirjen PD Pontren Ace Saefudin memberikan sambutan sekaligus membuka acara “Pembekalan dan Peningkatan” kualitas puluhan santri PBSB yang diterima di jurusan Tasawuf Psikoterapi di kampus setempat.

Selama satu pekan, para santri calon mahasiswa diberikan banyak meteri-materi yang menunjang perkuliahan, di antaranya materi perkenalan jurusan, antropologi kampus, motivasi belajar, metode pembelajaran berbasis IT, manajemen kewirausahaan, dan lain-lain.

Usep Dedi Rustandi saat menyampaikan materi manajemen kewirausahaan menjelaskan, teori-teori manajemen entrepreneurship seharusnya juga bisa diterapkan dalam dunia akademik, seperti dapat lulus dengan nilai bagus. Tentu juga ada usaha-usaha yang anda bisa dapatkan keuntungan.

“Manajemen entrepreneurship harus kita pahami, karena sadar atau tidak sadar kita akan mengerjakan hal itu,” ujar sekretaris PCNU Kabupaten Bandung ini di hadapan puluhan santri dari berbagai daerah di Indonesia.

Dosen jurusan Tafsir Hadist tersebut menambah, prinsip-prinsip dalam wirausaha dapat digunakan dalam belajar, seperti mengatur waktu. Waktu tetap akan berjalan tapi antara dikelola dan tidak tentu akan berbeda hasilnya. “Targetnya jelas apabila kita manage waktu dengan baik,” tegasnya, Rabu (12/8).

Sementara itu, salah satu santri PBSB Asrizal mengungkapkan, bahwa dirinya mengikuti program ni karena dirinya Ingin meringankan beban orang tua. “Karena apabila mengukuti PBSB orangtua tidak terbebani lagi,” terangnya kepada NU Online, Kamis (14/8).

Selain karena ia tertarik muatan ilmu psikologi yang dikaji dalam jurusan Tasawuf Psikoterapi, ia juga masih berkeinginan belajar di pesantren. Sebab, santri yang nanti bakal menjadi mahasiswa peserta PBSB wajib kembali tinggal di pesantren.

Menurut Asrizal, pembekalan pra-kuliah ini sangat penting untuk menunjang pendidikan ke depannya. “Di dalamnya diajari manajemen pendidikan di pesantren dan kampus, apalagi pematerinya orang-orang pintar,” kata santri asal Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone di bawah asuhan KH. Nasarudin Umar, Musytasar PBNU.

Asrizal berharap, pembelajaran ke depannya dapat lebih efektif. Karena ia meyakini kesuksesan tergantung usahanya. “Saya ingin menjadi seorang konselor di pesantren saya nanti. Saya ingin membuka klinik di kampung saya, supaya dapat membantu masyarakat yang nanti membutuhkan konsultasi kejiwaan,” harapnya. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib)