Daerah TRADISI

Puncak Perayaan Tradisi Ya Qowiyyu, Ribuan Apem Disebar

Sel, 1 Desember 2015 | 09:01 WIB

Klaten, NU Online
Ribuan makanan tradisonal, apem disebar, menandai puncak acara perayaan Ya Qowiyyu di Jatinom Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Acara tersebut di gelar di Kompleks Masjid Ageng Gribig, Jumat (27/11) lalu.<>

Tradisi Saparan Ya Qowiyyu dimulai usai sholat Jumat, dengan mengarak dua gunungan apem lanang dan wadon yang sebelumnya sudah disemayamkan semalam di kompleks Masjid Besar Jatinom menuju oro-oro di kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig.

Usai diberi doa oleh keturunan Ki Ageng Gribig, dua gunungan apem langsung ludes diperebutkan ribuan warga masyarakat yang datang dari berbagai daerah, yang sudah tidak sabar untuk mendapatkan apem. Total apam yang disebar diperkirakan seberat 5,5 ton. Lebih dari 15 menit apam terus disebarkan dari dua tower itu.

Menurut sejarah asal muasal kue apem itu dari Mekah yang dibawa Ki Ageng Gribig untuk oleh-oleh anak cucunya. Karena tidak cukup, maka Nyi Ageng Gribig membuat apem lagi sekaligus untuk dibagikan kepada penduduk Jatinom. Sejak itu orang daerah ini ikutan membuat apem untuk selamatan.

“Perayaan ini berawal sepulang beliau (Ki Ageng Gribig) dari beribadah haji, dan tak lepas dari sarana dakwah Islam,” kata Sekretaris Umum dan Narasumber Pengelola Pelestari Peninggalan Ki Ageng Gribig (P3AG), Muhammad Daryanta.

Adanya Upacara ini dinamakan Ya Qowiyyu diambil dari doa Kiai Ageng Gribig sebagai penutup pengajian yang berbunyi : Ya qowiyu Yaa Aziz qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin, yang artinya: Ya Tuhan, berikanlah kekuatan kepada kita segenap kaum muslimin.

Daryanta mengatakan, perayaan itu memiliki makna cukup dalam. “Ya Qowiyyu itu zikir Ki Ageng Gribig yang bermakna Yang Maha Kuasa hanya Allah. Apam membawa satu makna Allah Maha Pengampun. Masak, kita akan berlaku sombong kalau Allah Maha Pengampun,” katanya.

Selain acara sebar apem, pada perayaan Ya Qowiyyu ini, sebelum acara puncak sebar apem juga digelar kejuaraan memanah yang diikuti para pemanah dari berbagai daerah. (Ajie Najmuddin/Fathoni)