Daerah Harlah IPNU ke-54

PW IPNU DIY Gelar Malam Kenduri serta Resmikan TPA “Nahdlatussibyan”

Ahad, 24 Februari 2008 | 06:12 WIB

Jogja, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama hari ini (24/02/08) tepat  berusia 54 tahun. Menyambut harlah yang ke-54 ini, PW IPNU Daerah Istimewa Yogyakarta semalam menggelar Malam Kenduri Bertajuk “Menggurat yang Hilang, Menyapa yang Berulang” di kantor baru PWNU DIY yang terletak di Jln. MT Haryono.
 
Salama usianya yang telah lewat setengah abad ini, IPNU DIY kembali meneggaskan komitmennya terhadap gerakan kepelajaran, yang selama ini kurang bergairah. IPNU sebagai gerakan pelajar yang awalnya mampu mewarnai dinamika gerakan pelajar di Nusantara ini, kembali di tantang eksistensinya dalam aksi nyata. Terlebih IPNU dalam era delapan puluhan hingga reformasi dipaksa tiarap dari dunia kepelajaran. Momentum gerakan kepelajaran yang mulai tumbuh pada era reformasi juga belum menemukan formulasi yang tepat sehingga kaum pelajar seolah belum tergarap dengan semestinya.<>
 
Harlah yang ke-54 ini di harapkan sebagai momentum keberuntungan bagi IPNU, dan titik balik kebangkitan IPNU DIY khususnya. Apalagi kini mulai banyak di pertanyakan semua kalangan mengenai keistimeawaan DIY sebagai kota pelajar.
 
“Harlah ini momen spesial, karena 54 itu artinya 5 ditambah 4 sama dengan sembilan yang artinya keberuntungan. Kami sangat berharap IPNU mampu mewarnai kembali dinamika generasi bangsa dalam pembangun Indonesia kedepan,” demikian ungkap Ahmad Ghozi, ketua PW IPNU DIY.
 
Dalam malam kenduri semalam hadir wakil ketua PWNU DIY Prof. Dr Mochamad Maksum dan beberpa jajaran pengurus PC NU kota, PW GP Ansor,  PW IPPNU, dan PC IPNU-IPPNU se-DIY.
 
Selain menggelar tahlil dan do’a bersama, di gelar panggung panggung budaya dengan pembacaan puisi, pantomime, sholawat, dan parade musik dari beberapa PC IPNU.
 
Sementara itu, Prof.Dr Mochamad Maksum dalam sambutannya menegaskan bahwa ada tiga peran yang harus dimainkan IPNU. Ketiganya adalah pembinaan aqidah, pendidikan, dan moralitas generasi muda.
 
“Dalam situasi kehidupan beragama dalam bangsa ini, IPNU harus mengawal aqidah para generasi muda. Demikian pula dalam hal pendidikan dan moralitas bangsa yang semakin menghawatirkan. IPNU harus menitik beratkan pada tiga agenda tersebut,” papar Maksum.
 
Resmikan TPA “Nahdlatussibyan”

Dalam rangkian malam keduri semalam, PW IPNU meresmikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang telah berjalan selama tiga bulan. Prof Maksum yang di minta meresmikan secara spontan di daulat untuk memberi nama TPA bentukan PW IPNU tersebut.
 
“Ada dua pilihan nama yakni “Nahdlatussibyan” dan “Nahdlatutthulab”. Artinya berbeda, jika Nahdlatutthulab kebangkitan pelajar sementara Nahdlatussibyan kebangkitan para siswa (masih kecil). Kalau IPNU memilih Nahdlatutthulab berarti egois, karena menganggap dirinya yang bangkit, dan menisbikan peran anak-anak TPA yang jadi siswanya,” jelas Maksum saat memberikan nama TPA.
 
TPA PW IPNU ini saat ini memiliki siswa lebih dari 10 anak, mereka berasal dari keluarga di sekitar gedung GMNU (Gerakan Muda Nahdlatul Ulama) DIY yang terletak di Sodagaran. Pengelolaan TPA ini tidak murni dilakukan oleh PW IPNU melainkan juga PW IPPNU.
 
“Selama ini banyak anak-anak kecil yang sering main di sekitar kantor dan mereka sudah akrab dengan kami (pengurus, red), sementara mereka butuh belajar ngaji dan belajar agama,” ungkap Ngatimin, ketua pengelola TPA, menjelaskan awal berdirinya TPA PW IPNU DIY.
 
“Kami juga berharap keberadaan IPNU disini (Sodagaran, red), mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar kantor GMNU. Jadi tidak hanya sebatas ngantor dan melakukan aktivitas organiosasi semata, “ tandas Ngatimin, yang juga Bendahara PW IPNU DIY. (ron)