Daerah

Ramadhan Datang, PCNU Pringsewu Gelar Safari I'tikaf

NU Online  ·  Ahad, 5 Mei 2019 | 06:30 WIB

Pringsewu, NU Online
Memaksimalkan berbagai keutamaan bulan suci Ramadhan 1440 H, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu akan menggelar kegiatan Safari I'tikaf di sembilan kecamatan di Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis ini. Kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat umat Islam khususnya warga NU dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan suci Ramadhan.

Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufik Qurrahim menjelaskan, kegiatan Safari I'tikaf ini akan diikuti oleh para pengurus dan warga NU di masjid kecamatan yang telah ditentukan oleh pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU di setiap kecamatannya.

"Kita ingin i'tikaf berjama'ah di bulan Ramadhan mampu mewarnai suasana Ramadhan dan menjadi kebiasaan umat Islam khususnya di 10 hari terakhir Ramadhan," katanya saat pemantapan kegiatan tersebut di aula Gedung PCNU Kabupaten Pringsewu, Ahad (5/5).

Dalam kegiatan tersebut pengurus PCNU Pringsewu akan berkunjung dan bermalam bersama warga di masjid untuk melakukan i'tikaf. Dalam i'tikaf ini akan dilaksanakan berbagai ibadah seperti shalat malam, istighotsah, membaca Al-Qur'an, dan tausiyah, dilanjutkan dengan sahur bersama.

"Safari I'tikaf ini insyaallah mampu mendekatkan diri kepada Allah sekaligus mendekatkan diri kepada warga masyarakat untuk menghidupkan malam Ramadhan dan menebarkan budaya-budaya baik yang dapat dilakukan secara berjama'ah," tambahnya.

Dengan membudayakan i'tikaf di masjid selama Ramadhan, ia berharap Safari I'tikaf ini mampu menginspirasi umat Islam untuk menggelar i'tikaf bersama di seluruh masjid yang ada di Kabupaten Pringsewu.

Sementara Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Munawir menjelaskan, i'tikaf memiliki artian berdiam di dalam masjid dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pada setiap bulan Ramadhan selama 10 hari yang terakhir, Rasulullah selalu melaksanakan i'tikaf. Bahkan pada tahun wafatnya, Rasulullah beri'tikaf pada bulan Ramadhan itu selama 20 hari.

"Pelaksanaan i'tikaf oleh Rasulullah SAW dan para Shahabat selama 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan itu erat kaitannya dengan Lailatul Qadar. Dalam artian, Nabi dan para shahabat beri'tikaf atau bertekun ibadah untuk berjaga-jaga ketika turun Lailatul Qadar," terang Ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Lampung ini.

Selain untuk meraih malam Lailatul Qadar lanjutnya, keutamaan dan faedah dari i'tikaf di antaranya adalah mampu menjaga diri dari perbuatan maksiat, dijauhkan dari neraka jahanam, diberikan kemudahan mendirikan shalat fardhu dengan istiqomah dan berjamaah.

"I'tikaf juga bisa membantu menguatkan diri untuk menjalankan shalat dengan khusyuk, memiliki ketenangan jiwa, sekaligus sarana introspeksi diri, mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan pada diri kita," pungkasnya. (Muhammad Faizin)