Rektor IAIN Jember: Jangan Sampai WhatsApp Geser Silaturrahmi
NU Online · Ahad, 10 Juli 2016 | 06:01 WIB
Kemajuan teknologi informasi perlahan mulai menggeser bahkan menggerus tradisi silaturahmi. Buktinya, saat Idul Fitri sebagian masyarakat justru hanya mencukupkan silaturahmi dengan cara mengirim permintaan maaf lewat pesan singkat, WhatsApp dan sebagainya. Tidak lebih. Padahal, jarak antara pengirim pesan singkat dan si penerima masih memungkinkan untuk bertatap muka langsung.
Inilah yang membuat Pengurus Wilayah Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PW LPTNU) Jawa Timur H Babun Suharto masygul. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir ini Idul Fitri sudah memasuki dunia digital dengan fitur-fiturnya yang menawan. Hingga akhirnya banyak warga yang tertarik memanfaatkan kemajuan teknologi untuk ajang silaturahmi.
"Praktis memang. Tapi esensi silaturahmi menjadi kurang bermakna. Sangat beda dengan bertatap muka langsung sambil bermaaf-maafan dibanding hanya lewat WA," tuturnya kepada NU Online di Jember, Sabtu (9/7).
Itulah sebabnya, H Babun mengaku tak kendur mengujungi sanak kerabat dan tetangga untuk melakukan silaturahmi. Bahkan hampir bisa dipastikan setiap lebaran ia bersama keluarga mudik ke Sumenep untuk mengunjungi sanak familinya.
Bersilaturahmi secara langsung sangat menyentuh dan mempunyai kesan yang mendalam. Baginya, mempercayakan alat komunikasi semata untuk maaf-maafan dan silaturahmi kurang bijak.
"Untuk famili yang jauh yang tidak memungkinkan kita datang, bisa lewat WA atau SMS. Tapi kalau jaraknya masih mungkin kita tempuh, kenapa tidak? Pakai SMS, gak masalah. Tapi silaturahmi tetap jalan, datang langsung," tukasnya.
Rektor IAIN Jember ini mengaku gundah lantaran terasa ada yang kurang bahkan nyaris tenggelam dalam tradisi lebaran, silaturrahmi. Menjelang lebaran, hampir semua orang ingin mudik, tapi tidak semuanya ingin bersilaturahmi. Tak jarang orang mudik, hanya sekadar pulang kampung. Namun sampai di rumah, tidak ada kegiatan silaturahmi dengan tetangga dan kerabat.
"Ya, sekadar pulang kampung, bahkan ada kesan ingin memamerkan kesuskesan di rantau," jelasnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
3
Rais 'Aam PBNU Ajak Umat Islam Tanggapi Masa Sulit dengan Ilmu
4
Ketua PBNU Nilai BPKH Penting Tetap sebagai Lembaga Independen
5
Tidak Hanya Pelajar, BGN juga Targetkan MBG Menyasar Ibu Hamil dan Menyusui
6
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
Terkini
Lihat Semua