Daerah

Ribuan Santri Nurul Yaqin Ringan-Ringan Tahlilan untuk KH Hasyim Muzadi

NU Online  ·  Jumat, 31 Maret 2017 | 12:30 WIB

Padangpariaman, NU Online
Sekitar 1.500 orang santri dan majelis guru Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat menggelar tahlilan memperingati 14 hari wafat KH Hasyim Muzadi, Kamis (30/3) malam di halaman rusunawa pondok pesantren setempat. Kegiatan tersebut dirangkai dengan dzikir bersama dan tabligh akbar.

Selain santri dari Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, zikir juga dihadiri majelis guru, serta santri dari cabang-cabang Pesantren Nurul Yaqin seperti dari Pesantren Istiqamah Nurul Yaqin Lubuk Alung, Nurul Yaqin Gadur, Nurul Yaqin Al-Hikmah Sungai Bais, Nurul Yaqin Aswaja, Nurul Yaqin Salahuddin dan Nurul Yaqin Sadaniah.

Menurut Kepala Sekretariat Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Imalatunil Khaira, keluarga besar Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan turut berduka cita atas wafatnya mantan Ketua Umum  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1999-2010 KH Hasyim Muzadi. Karena ia pernah mengunjungi Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan pada pertengahan Januari 2015 lalu.

“Saat mengunjungi Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, beliau pencerahan yang amat berkesan bagi kami. Selain itu, melihat sosok dan pemikiran beliau, pimpinan Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan menganugerahkan gelar kehormatan Tuanku Imam Nahdliyin. Pemberian gelar kehormatan ini merupakan yang pertama dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman,” kata Imalatul Khaira menambahkan.

Kepala Madrasah Aliyah Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Asraful Anam Tuanku Bagindo Batuah menambahkan, alasan kita mengadakan kegiatan ini  juga melihat perjuangan dakwah yang dilakukan oleh KH Hasyim Muzadi. Dakwahnya berlandasan ahlussunnah waljamaah, yang sama dengan dengan perjuangan yang dilakukan oleh Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan. Beliau tokoh yang mumpuni dalam berdakwah baik berskala nasional maupun internasional. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)