Daerah

Ribuan Warga Demak Peringati 40 Hari Wafatnya Mbah Moen

Ahad, 15 September 2019 | 12:30 WIB

Ribuan Warga Demak Peringati 40 Hari Wafatnya Mbah Moen

Ribuan umat Islam hadiri peringatan 40 hari wafatnya Mbah Moen di Pesantren Girikusumo, Demak, Jateng

Demak, NU Online
Ribuan warga dari berbagai penjuru memadati halaman Masjid Ageng Pesantren Girikusumo, Desa Banyumeneng, Mranggen Demak, Kamis (12/9) malam. Mereka yang berasal dari berbagai daerah itu datang untuk ikut berdoa bersama dalam rangka 40 hari almarhum KH Maimoen Zubair.
 
Selain ribuan warga, santri dan kiai, hadir juga Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen yang sekaligus putera ulama kharismatik Mbah Moen.
 
Doa bersama itu, dipimpin KH Munif Zuhri dengan lantunan tahlil dan ayat suci menggema hingga tengah malam. Dengan duduk bersila di pelataran masjid, mereka khusuk melafalkan doa dan tahlil bersama.
 
Dalam taushiyahnya, KH Munif Zuhri mengisahkan beberapa pengalaman saat bersama Mbah Moen semasa pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang Rembang itu masih hidup.
 
Menurutnya, KH Maimoen Zubair yang merupakan tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU) adalah sosok ulama sekaligus negarawan yang menjadi panutan umat dalam segala hal.
 
Mbah Moen yang wafat pada Selasa, 6 Agustus 2019 dalam usia 91 tahun merupakan tokoh ulama yang selalu memotivasi dan membangkitkan semangat umat Islam dan seluruh rakyat Indonesia agar mencintai dan menjaga keutuhan NKRI.
 
“Mbah Moen adalah kiai yang berpengaruh dan berkontribusi besar secara nyata terhadap Indonesia. Kita teladani sikap dan perilaku Mbah Moen. Beliau yang sentiasa rendah hati dan berbaik hati dengan siapapun. Mbah Moen mengajarkan kepada kita semua pentingnya saling mengasihi dan menghormati orang lain,” ujarnya.
 
Sementara itu, Fitri salah seorang warga Karanganyar, Demak menuturkan sengaja datang ke Girikusumo untuk mengikuti pengajian dan doa bersama dalam rangka 40 hari KH Maimoen Zubair. Ibu satu anak ini datang rombongan bersama keluarga guna mendapat keberkahan dari doa bersama untuk ulama kharismatik asal Rembang.
 
“Mbah Moen itu kiai yang sangat saya kagumi. Banyak hal yang bisa diteladani dari beliau, mengenai sifatnya yang rendah hati, semangat beliau mengobarkan jiwa cinta Tanah Air, dan sangat menghargai perbedaan. Jasad Mbah Moen memang sudah dikubur, namun kebaikan dan keteladanan beliau akan senantiasa hidup dan selalu dikenang umat,” tuturnya. 
 
Humas Panitia, Samsul Huda kepada NU Online, Ahad (15/9) mengatakan, kegiatan peringatan 40 hari wafatnya Mbah Moen merupakan inisiatif dari Pengasuh Pesantren Girikusumo, KH Munif Zuhri.
 
"Kegiatan tahlil dan yasin yang dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah tanpa melalui undangan resmi. Mereka hadir karena mendengar di Pesantren Girikusumo ada tahlil untuk Mbahh Moen," ujarnya.
 
Huda menjelaskan, hal yang sama juga akan dilakukan pada peringatan 100 hari Mbah Moen di tempat yang sama dengan kegiatan yang sama pula.
 
Kontributor: Samsul
Editor: Abdul Muiz