Daerah

Ribuan Warga NTB Rencanakan Aksi Damai Tolak 5 Hari Sekolah

Jum, 11 Agustus 2017 | 09:02 WIB

Mataram, NU Online
Peraturan Mentri Pendidkan dan kebudayaan tentang Full Day School (FDS) atau 8 jam per hari serta  lima hari sekolah mendapat  respon keras penolakan dari GP Ansor NTB bersama keluarga besar Nahdlatul Ulama setempat. Rencananya mereka akan melakukan aksi damai besar-besaran bersama ribuan santri serta banom-banom yang ada di lingkungan NU.

Hal ini disampaikan oleh Ketua GP Ansor NTB H Zamroni Aziz kepada NU Online di Mataram, Kamis (10/8).

GP Ansor NTB rencananya bersama ribuan warga NU termasuk para pimpinan pesantren, madrasah-madrasah, mahasiswa, pemuda, Banser, PMII, IPNU, IPPNU, Fatayat, Muslimat dan yang lainnya, akan melakukan aksi besar-besaran menolak Full Day School.

"Aksi ini akan kami lakukan sebagai bentuk protes keras kebijakan FDS yang akan diterapkan. Sudah jelas dan tegas kami menolak kebijakan Mendikbud RI Muhadjir," kata Kasubag Humas Kanwil Kemenag Provinsi NTB ini.

Pihaknya ini sedang berkoordinasi dan melakukan persiapan untuk aksi menolak kebijakan Full Day School bersama ribuan santri untuk turun aksi di Kota Mataram.

Rencana aksi besar-besaran akan diadakan pada Rabu 16 Agustus 2017 mendatang. Hal ini merupakan bagian dari amanah instruksi PBNU kepada seluruh pengurus wilayah hingga ranting serta banom NU di seluruh Indonesia atas kebijakan Permendikbud No 23 tahun 2017 tentang hari sekolah yang merugikan dan mengancam eksistenis madrasah diniyah.

Di samping itu pihaknya juga menegaskan akan mendesak pemerintah di masing-masing daerah (Gubernur, Walikota, dan Bupati) untuk menolak Permendikbud No 23 tahun 2017 itu.

"Sesuai instruksi dari PBNU, maka kami dari keluarga besar NU NTB berencana menggelar aksi damai untuk menolak Permendikbud 23 tahun 2017 tentang hari sekolah itu," tutupnya. (Hadi/Alhafiz K)