Daerah

Ricuh di Papua, PWNU Minta Masyarakat Jangan Bedakan Orang Papua dan Non-Papua

Sen, 30 September 2019 | 10:45 WIB

Ricuh di Papua, PWNU Minta Masyarakat Jangan Bedakan Orang Papua dan Non-Papua

Jajaran PWNU Papua sikapi ricuh di Papua (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Papua meminta masyarakat dan semua pihah tidak membeda-bedakan antara orang asli Papua dengan orang non-Papua dalam menyikapi dinamika sosial usai kerusuhan. PWNU Papua juga meminta semua pihak untuk bersama-sama tetap menjaga komitmen membangun Papua Tanah Damai.
 
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Ketua PWNU Provinsi Papua KH Toni VM Wanggai, dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online, Senin (30/9).
 
Pihaknya juga menegaskan bahwa kerusuhan yang terjadi di Tanah Papua bukanlah konflik Suku, Agama, Ras dan Antar-Golongan (SARA). "Maka kami meminta kepada semua pihak untuk bisa menahan diri dan tidak lagi melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun," kata KH Toni Wanggai.
 
Ia meminta siapa pun agar tidak terpancing dengan isu-isu yang provokatif, berita bohong (hoaks) dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang bertujuan memicu konflik; yang berakibat merugikan semua pihak.
 
PWNU Papua memohon kepada aparat keamanan TNI dan Polri untuk memberikan jaminan keamanan kepada semua masyarakat dan memulihkan situasi Kamtibmas lokal di Tanah Papua;  serta memohon kepada Aparat Penegak Hukum untuk menindak tegas setiap pihak yang bersalah dan pelaku kerusuhan. 
 
Selain itu, PWNU Papua mengajak kepada semua Tokoh Organisasi Kemasyarakatan untuk menenangkan situasi dan menjaga kerukunan, persaudaraan, dan kebersamaan yang menjadi komitmen bersama sejak Deklarasi Papua Tanah Damai pada tahun 2002 di Jayapura.
 
Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bekerjasama dalam upaya pemulihan paska kerusuhan. Serta, mengajak kepada semua masyarakat di Tanah Papua untuk bersama-sama lebih mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa pemulihan dan senantiasa memohon pertolongan-Nya dalam menjaga kedamaian di Tanah Papua dan di seluruh Tanah Air Indonesia.
 
Pernyataan sikap tersebut disampaikan Toni Wanggai usai musyawarah bersama jajaran pengurus NU Papua, Senin (30/9) di Kantor PWNU Provinsi Papua di Kota Jayapura.
 
Seperti dikabarkan kerusuhan terjadi di Wamena Papua mengakibarkan korban meninggal dunia, luka parah. Sekitar 1.300 orang mengungsi akibat peristiwa ini.
 
"PWNU Papua menyampaikan duka cita mendalam dan keprihatinan atas jatuhnya korban pada kerusuhan di beberapa kota/kabupaten di Tanah Papua," tegas Toni Wanggai. 
 
Editor: Kendi Setiawan