Daerah

Saat Setan Tak Lagi Dibelenggu

Ahad, 19 Juli 2015 | 19:00 WIB

Solo, NU Online
Berlalunya Ramadhan sekaligus meninggalkan berbagai keutamaan di dalamnya, di mana pintu surga dibuka selebar-lebarnya serta pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Tidak hanya itu, para pasukan setan dan iblis yang sebelumnya dibelenggu di bulan puasa kini telah dibebaskan.
<>
“Begitu malam Lebaran tiba, iblis dan setan dilepaskan dari belenggunya. Makanya, ketika malam tersebut kita dianjurkan untuk menghidupkannya dengan banyak melakukan amal salih. Membaca takbir, bersedekah dan lainnya,” terang Pengasuh Pesantren Al-Qur’aniyy KH Abdul Karim Ahmad, pada sebuah pengajian di daerah Pasar Kliwon Solo, Kamis (16/7) lalu.

Lebih lanjut, diterangkan kiai yang pernah mengemban amanah ketua tanfidziyah PCNU Solo itu, pada waktu itu pula, para pasukan iblis dan setan berkumpul. Namun, wajah dari pemimpin mereka bermuram durja.

“Bertanya salah seorang pasukan setan, wahai paduka mengapa engkau terlihat marah?” tutur Gus Karim.

Kemudian, dijawab oleh pemimpin pasukan setan, tiada lain yang menyebabkannya marah pada malam tersebut, terkecuali Allah swt telah memberikan ampunan kepada para hamba-Nya setelah mereka menjalankan puasa.

“Maka pemimpin setan memerintahkan anak buahnya: batalkan Ramadhan mereka! sibukkan manusia dengan kelezatan syahwat dan dunia,” papar Gus Karim.

Di akhir ceramah Gus Karim membeberkan wejangan yang pernah disampaikan ayahnya KH Ahmad Musthofa.

“Ayah saya pernah memberikan pesan, diantara tanda berhasilnya puasa seseorang, sederhana saja orang tersebut dapat shalat berjamaah Isya dan Subuh pada awal Lebaran,” kata dia. (Ajie Najmuddin/Mukafi Niam)