Daerah

Saat Siswa Islam dan Kristen Jombang Tunjukkan Cara Membangun Persaudaraan Antaragama

Sel, 28 Mei 2019 | 20:55 WIB

Saat Siswa Islam dan Kristen Jombang Tunjukkan Cara Membangun Persaudaraan Antaragama

Siswa Kristen Pegang Pipa untuk Siswa Muslim Wudlu

Jombang, NU Online

Saat pemeluk agama di dunia sedang dirasuki kebencian antara satu dengan yang lainnya, dan di saat masyarakat Indonesia sedang diuji dengan polarisasi politik identitas, puluhan siswa Islam dan Kristen Jombang menunjukkan cara membangun dan mempertahankan persaudaraan antarumat beragama.

Sebuah potret keberagamaan yang hangat tampak saat seorang siswa Kristen memegang pipa air untuk membantu temannya yang beragama Islam untuk berwudlu jelang melaksanakan Shalat Maghrib.

Kehangatan tersebut terekam dalam sebuah kunjungan saat puluhan siswa muslim asal Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Plosogenuk menyambangi Sekolah Dasar (SD) Kristen Petra di Jalan Prof Buya Hamka Jombang. Di sana, para siswa muslim tidak hanya disambut oleh puluhan siswa Kristen Petra, namun juga puluhan pelajar SD Katolik Wijana Jombang dan sejumlah jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Kunjungan ini dibingkai dalam acara buka bersama yang hangat. Usai buka bersama, para tamu yang beragama Islam ini juga disediakan fasilitas untuk menggelar Shalat Magrib dan dilanjut Tarawih.

Kunjungan yang penuh kehangatan ini disambut dengan suka cita oleh para siswa dan pengurus SD Kristen Petra. Tampak para siswa SD Petra menemani teman-temannya yang beragama Islam menunggu bedug Maghrib tanda berbuka puasa. Sambil menunggu buka puasa, mereka mengajak tamunya mengelilingi area sekolah, termasuk menunjukkan gereja yang terletak di dalam komplek sekolah.

"Saya sangat senang sekali karena selama ini belum pernah ada SD Islam yang mau berkunjung ke kami," kata Kepala Sekolah SD Kristen Petra, Ririn, Senin (27/5). Menurutnya, pihaknya telah menunggu momen ini sejak SD Kristen Petra berkunjung ke MI Islamiyyah dua tahun lalu.

"Saya terharu melihat siswi saya menggandeng masuk temannya yang berjilbab. Gereja menjadi riuh rendah dengan kedatangan anak-anak madrasah ini," tambahnya. Sepanjang kegiatan ini, para siswa tampak melakukan foto bersama di sekitar mimbar khotbah.

Sementara itu, kepala sekolah MI Islamiyyah berharap kegiatan seperti ini disemarakkan di berbagai madrasah di Indonesia. "Kami senang anak-anak kami mendapat kesempatan mengenal lebih jauh sesama manusia yang berbeda agama dan etnis. Perjumpaan seperti ini harus dipertahankan ke depannya," jelasnya.

Senada, anggota Dewan Pendidikan Jombang M Sunandar mengatakan, peristiwa ini adalah upaya konkrit menyemai toleransi sejak dini. "Tidak hanya SD ya, SMP dan SMA juga perlu mereplikasi model perjumpaan ini," kata Sunandar yang merupakan mantan Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jombang ini.

Setelah selesai buka puasa, para pelajar MI dan guru-gurunya serta puluhan aktivis muslim menunaikan shalat di tempat yang telah disediakan panitia di lapangan basket depan gereja. Setelah shalat selesai, masing-masing sekolah menampilkan atraksi seni-budaya di hadapan seluruh yang hadir sebelum akhirnya ditutup dengan doa dan lagu Indonesia Raya.

Acara ini merupakan inisiatif lanjutan untuk memperkuat pendidikan multikultur di Jombang yang melibatkan siswa sekolah dasar di Petra, Wijana, Islamiyyah dan GKJW Bongsorejo, Gusdurian, Lakpesdam NU Jombang dan sekolah-sekolah yang mempunyai komitmen kuat membentuk jaringan sekolah Pancasila. (Syarif Abdurrahman/Ahmad Rozali)