Daerah

Santri Harus Punya Jiwa Kepemimpinan dan Wirausaha

Sab, 13 Mei 2017 | 17:40 WIB

Pringsewu, NU Online
Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani menghimbau kepada para santri untuk senantiasa memiliki dan meraih cita-cita dalam kehidupan. "Cita-cita itu penting. Cita-cita adalah rahmat Allah. Kalau tidak ada cita maka tidak akan ada kakek menanam pohon dan tidak ada seorang ibu yang menyusui putra putrinya," katanya.

Hal tersebut disampaikan saat memberikan mauidzatul hasanah pada Khotmil Qur'an dan Khotmil Kutub Pondok Pesantren Nurul Huda Pringsewu, Sabtu (13/5) malam.

Kiai Manan, begitu ia biasa dipanggil juga berharap para santri memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) dan kewirausahaan (entrepreneurship) sebagai modal mengarungi kehidupan.

"Santri sudah seharusnya memiliki jiwa mandiri dan tidak hanya berfikir menjadi Pegawai," ajaknya seraya mengutip hadits nabi yang menjelaskan bahwa 90 persen rezeki banyak terdapat di perniagaan.

Pada dasarnya, lanjutnya,  orang Islam sudah memiliki pola untuk menjadi kaya.  "Ketika baru lahir saja langsung disembelihkan aqiqah. Untuk laki-laki malah 2 ekor. Terkadang biaya bidannya belum lunas sudah membeli hewan aqiqah," katanya disambut senyum seluruh hadirin yang memenuhi halaman pesantren tua di Kabupaten Pringsewu ini.

Pada kesempatan tersebut ia memberikan tips bagaimana menjadi orang yang makmur dan kaya yang salah satunya adalah dengan berinfaq.  "Jangan ragu berinfaq karena akan diganti oleh Allah SWT," tegasnya seraya menjelaskan ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Allah akan mengganti infaq yang diberikan sebanyak 700 kali lipat.

Kiai Manan juga mengingatkan bahwa pesantren merupakan tempat pengkaderan para ulama. Dan Ulama terdahulu mendirikan pesantren untuk melakukan regenerasi para ulama untuk melanjutkan perjuangan mereka. (Muhammad Faizin/Zunus)