Daerah

Sejarah Haul Buntet dan Syiir Kiai Akyas Menyambut Tamunya

Rab, 28 Maret 2018 | 04:00 WIB

Cirebon, NU Online
Tidak terasa, 10 hari lagi haul almarhumin sesepuh dan warga Pondok Buntet Pesantren yang berlokasi di Mertapada Kulon, Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat akan digelar, tepatnya Sabtu (7/4). Tak sama dengan pesantren lain, Pondok Buntet sejak dulu menggelar haul tidak hanya untuk para kiainya, tetapi juga menghauli seluruh warga.

Bahkan, masyarakat di sekitar pesantren juga turut ambil bagian. Para perantau dari tetangga desa pasti menjadwalkan pulang demi menghadiri haul Buntet. Mereka merasa, bahwa haul yang digelar di Buntet juga menghauli para leluhur mereka.

Hal ini terbukti dengan setiap kali KH Abdullah Syifa Akyas memimpin jalannya tahlil akbar di makbarah Gajah Ngambung, Buntet Pesantren, ia selalu menyebut seluruh tempat pemakaman yang ada di sekitar pesantren. Itu dilakukan untuk mendoakan ruh mereka yang jasadnya diistirahatkan di sekitar pemakaman.

Haul bagi masyarakat Buntet Pesantren dan sekitarnya sudah seperti hari raya Idul Fitri kedua. Bukan sekadar sarana mendoakan para leluhur, tetapi juga menjadi ajang temu kangen antarkeluarga, kerabat, dan alumni.

Haul di Buntet kali pertama digelar KH Abdul Jamil untuk menghauli ayahanda dan kakek buyutnya, yakni KH Mutaad dan KH Muqoyyim. Lalu, putra-putra Kiai Abdul Jamil, yakni Kiai Abbas dan adik-adiknya meneruskan haul tersebut dengan membuat inovasi. Kiai yang disebut oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sebagai ‘Singa dari Jawa Barat’ itu tidak hanya menujukan haul untuk mendoakan ayahanda dan kakek-kakeknya, tetapi juga seluruh warga Pondok Buntet Pesantren yang telah lebih dulu meninggal.

Kemudian Kiai Abbas mengundang para pedagang untuk berjualan di Buntet karena bakal banyak tamu yang hadir. Hingga saat ini, sejak sebulan sebelum gelaran haul, Buntet Pesantren telah ramai dengan para pedagang yang berjajar dari pintu gerbang pertama di Jalan Raya LPI sampai ke dalam lingkungan pondok.

Setiap tahun ribuan orang selalu berbondong-bondong datang memadati wilayah yang pondoknya yang meliputi tiga desa itu. Di tempat yang sekarang ini berada, pesantren ini posisinya ada di antara tiga desa yakni Desa Buntet, Mertapada Kulon dan sisanya bagian Barat milik Desa Munjul.

Dalam rangka menyambut tetamu yang hadir, beberapa puluh tahun silam, adik Kiai Abbas, KH Akyas Abdul Jamil menganggit sebuah syiir berikut.

أَهْلًا وَ سَهْلًا مَرْحَبًا يَا قَادِمُ تَفْتَخِرُ
بِقُدُوْمِكُمْ لِحَوْلِ آبَاءِنَا الْعَامَ الْجَدِيْدَ
Selamat datang wahai orang yang berbangga datang
atas kehadiranmu pada haul leluhur kami di tahun yang baru

سَالَتْ دُمُوْعُ الْعَيْنِ مِنْ فَرَحٍ لِأَهْلٍ يَحْضُرُ
فِيْ دَارِنَا بِخُلُوْصِ نِيَّةٍ مَعَ الْعَزْمِ الشَّدِيْدِ
Air mata mengalir karena senang atas keluarga yang hadir
di griya kami dengan tulus niat dan tekad kuat

وَ قُلُوْبُنَا رَقَصَتْ لَكُمْ حُبًّا وَ شَوْقًا نَنْظُرُ
وَ نُفُوْسُنَا قَامَتْ لَكُمْ اَدَبًا كَمَا فَعَلَ الْعَبِيْدُ
Hati kami riang karena cinta padamu dan karena rindu kami menunggu
Sedangkan, jiwa kami menyambut hormat padamu sebagaimana hamba berlaku

فَتَفَضَّلُوْا اَحْبَابَنَا فِيْ مَجْمَعٍ وَ بِشْرٍ
 وَ عَلَيْكُمُوْ مِنَّا السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ الْمَجِيْدِ
Maka silakan duhai kasih-kasih kami berada di tempat pertemuan dan kebahagiaan
Semoga keselamatan dan rahmat Allah Yang Mahamulia senantiasa menyertai kalian.

Syiir ini pertama kali dapatkan dari cucunya, KH Muhadditsir Rifai. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)