Daerah

Sekolah Tengah Kota dengan Sistem Pesantren

NU Online  ·  Ahad, 6 Juli 2014 | 20:02 WIB

Jombang, NU Online
Lembaga pendidikan ini merupakan salah satu kebanggaan di Jombang kota. Letaknya yang strategis kian mengukuhkan sebagai alternatif bagi penempaan diri di tengah kota santri.<>

Meski berstatus sebagai sekolah swasta, Madrasah Aliyah Terpadu Sunan Ampel (MATSA) melangsungkan kegiatan belajar mengajar pagi hari. Berdiri sejak tahun 2006, sekolah yang dikepalai oleh Abdul Wakid, SE ini berada di bawah Yayasan  Lembaga Sosial dan Pendidikan Sunan Ampel.

Kehadiran madrasah ini diharapkan sebagai gerbang penjaga moral dan ikut dalam mencerdaskan bangsa.. Dengan kelebihan lantaran berada di lingkungan pesantren, sekolah ini akan melahirkan intelektual religius dalam rangka pembangunan bangsa dan negara, bukan hanya sebagai “kaum sarungan” yang cenderung pasif dan statis. 

Lebih dari itu, hadirnya sekolah dalam naungan pesantren juga sebagai kekuatan tersendiri ditengah sistem pendidikan yang ada. ”Sehingga, yang mesti diperhatikan adalah bagaimana mengenbangkan dan menyempurnakan pengalaman yang ada dalam konsep pendidikan yang lebih merakyat,” kata Abdul Wakid. 

Hadirnya sekolah ini adalah upaya untuk merealisasikan tujuan mulia tersebut dengan membantu masyarakat yang kurang mampu agar dapat bersekolah dengan biaya terjangkau. ”Dengan dukungan para masyarakat dan tokoh pendidikan, maka sekolah ini didirikan,” katanya.

Pada dasarnya pendirian MATSA dilandasi motivasi mencetak generasi muslim-muslimah yang berakhlakul karimah, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, berkemampuan komunikasi bahasa asing (Arab dan Inggris) dengan aktif dan intensif. ”Disamping itu, karena letaknya yang strategis serta terdapat dalam lingkungan pondok pesantren, maka sangat tepat bagi masyarakat kota dan sekitarnya untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama yang berbasis kepesantrenan,” terangnya.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, kurikulum di madrasah ini dipadukan dengan kurikulum berbasis kepesantrenan dengan mengkaji kitab salaf (kutubut turots) serta praktek ibadah. ”Kami mewajibkan peserta didik shalat Dhuha dan Dhuhur berjamaah,” terangnya. 

Dalam hal kurikulum, madrasah ini mengacu pada kurikulum Depag dan Diknas yang berjalan sebagaimana mestinya. ”Dan sebagai upaya pengembangan bahasa  Arab dan Inggris, maka seluruh komponen mulai dari staf pengajar, pegawai kantor serta para siswa, menerapkan komunikasi kedua bahasa tersebut secara aktif,” katanya

Pada tahun pertama, madrasah ini mendapat siswa baru sebanyak 22 putra-putri dan pada tahun kedua mendapat siswa baru sebanyak 21 siswa-siswi; Di antara mereka kebanyakan tinggal di pesantren Sunan Ampel.

Lembaga pendidikan ini mempunyai 4 kelas, 1 ruang praktikum komputer, 1 ruang pengembangan bahasa (laboratorium bahasa), perpustakaan, kantor, kantin, serta ruang tamu. Adapun dalam pelaksanaan operasionalnya, madrasah dibantu donatur masyarakat sekitar untuk menunjang pengembangan sarana-prasarana madrasah.

Untuk kegatan ekstra kurikuler, MATSA menyelenggarakan kegiatan secara terjadual seperti pengembangan conversation Bahasa Inggris, pengembangan muhadatsah Bahasa Arab, serta olahraga yang meliputi tenis meja dan buku tangkis dengan tutor berpengalaman. (Syaifullah/Anam)