Daerah BALI MENGAJI

Semangat Membaca dan Mengamalkan Al-Qur’an Sejak Dini

Kam, 26 November 2015 | 00:11 WIB

Denpasar, NU Online
Alm. KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur secara tegas menyatakan, “Tidak penting apapun agama atau sukumu, karena orang lain tidak akan pernah tanya apa agamamu kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang." Dari ungkapan tersebut dapat diambil sebuah pesan moral akan pentingnya sebuah pengorbanan dan pengabdian untuk  orang lain dan masyarakat.<>

Dengan semangat mengamalkan petuah “sang guru” bangsa tersebut, pada hari Sabtu, 21 November 2015 sejumlah mahasiswa dan dosen penerima beasiswa kursus superintensif bahasa Inggris MoRA scholarship 2015 (Awardee MoRA Scholarship) di Indonesia-Australia Language Foundation (IALF) Denpasar menyelenggarakan kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat di yayasan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-Huda Jimbaran Bali. 

Syahdan, Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia dimana Islam merupakan agama minoritas, tercatat jumlah penganut agama Islam adalah 13,37 persen atau setara 520.244 jiwa (Bimas Kemenag RI). Mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, sehingga menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi umat Islam selaku kaum minoritas untuk bisa berbaur dengan umat mayoritas lainya dengan nuansa toleransi yang indah.

Kegiatan “Bali Mengaji, Dari Santri untuk Negeri” yang digagas oleh para penerima beasiswa kursus bahasa Inggris MoRA Scholarship 2015 diharapkan mampu menjadi salah satu jawaban untuk mewujudkan kehidupan beragama yang toleran. Secara umum, kegiatan yang dilaksanakan pada sore hari hingga menjelang maghrib ini berupa pengajian singkat dan berbagi motivasi dan inspirasi dari awardee MoRA scholarship kepada para peserta  yang mayoritasnya merupakan santri TPQ yang masih berumur dini rentang 4-10 tahun. Hal ini dirasa penting mengingat optimalisasi pendidikan agama dan karakter bagi anak usia dini adalah sebuah keniscayaan guna menyiapkan generasi cerdas dan handal yang akan menopang kemajuan peradaban Islam di masa mendatang.

Ahmad Romzi, selaku ketua penyelenggara menegaskan, tujuan utama diselenggarakan acara ini adalah untuk membumikan semangat membaca dan mengamalkan Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak hanya untuk dibaca tetapi juga untuk diamalkan, karena salah satu spirit yang ditanamkan Al-Qur’an adalah rahmatan lil alamin, toleransi dan saling menghargai satu sama lain, dan pesan moral semacam ini sudah harus ditanamkan dalam benak anak sedini mungkin, tegasnya.

Lebih jauh lagi, I’anatul Avifah, awardee MoRA scholarhsip asal UIN Sunan Ampel Surabaya, menyatakan, program positif semacam ini harus terus dilakukan dan dikembangkan. “Saya kira, program ini juga menjadi salah satu indikator ‘keseriusan’ penerima beasiswa pendidikan bahasa asing MoRA Scholarship 2015, yang juga merupakan ‘santri’ di sejumlah pesantren dan perguruan tinggi Islam di tanah air untuk kembali mengabdi pada lembaga pendidikan Islam, baik pesantren maupun perguruan tinggi Islam di kemudian hari,” ucapnya. (Dito Alif Pratama/Mukafi Niam)