Daerah

Seminggu Selepas Lebaran, Warga Kudus Kenduri Kupat

NU Online  ·  Senin, 4 Agustus 2014 | 09:36 WIB

Kudus, NU Online
Merayakan seminggu setelah Idul Fitri, masyarakat Kudus menggelar kenduri kupatan di mushola dan masjid, Senin pagi (3/8). Mereka menyambut gembira hari “bodo Kupat” dengan berdoa dan menikmati hidangan kupat-lepet bersama.
<>
Di Masjid Baiturrahim dukuh Sambeng, Karangmalang Gebog Kudus misalnya, laki-perempuan berdatangan menuju masjid usai subuh. Dengan membawa hidangan kupat-lepet buatan sendiri, mereka mengikuti rangkaian kegiatan, mulai tahlilan, doa bersama dan mendengarkan mauidhoh hasanah hingga makan kupat bersama.
 
Menurut seorang warga Sambeng, Zainur Rachim, acara kenduri kupat ini sudah menjadi rutinitas yang diadakan setiap delapan hari setelah 1 Syawal. Dijelaskan, tujuan kenduri untuk menjaga tradisi Jawa, mempertahankan budaya kupat-lepet, memperat silaturrahim dan menjaga kebersamaan diantara warga.
 
“Kita berusaha nguri-nguri budaya Kupatan supaya tidak hilang atau punah. Sebab, belakangan ini ditempat lain banyak warga yang sudah tidak mampu membuat anyaman kupat yang berasal dari janur kelapa,” ujarnya.
 
Dalam acara itu, tambah pria yang biasa disapa Zaim ini, warga juga membacakan tahlil yang dikhusukan kepada ahli kubur para keluarga dan tokoh-tokoh, ulama yang telah wafat.

“Semua berdoa mengharap keberkahan kehidupan di dunia dan akhirat kelak,” tandas pria yang juga anggota Banser Kudus ini.
 
Usai mauidhoh hasanah dari wakil Rois PCNU Kudus KH Ma’shum Ak, acara dilanjutkan makan bersama hidangan kupat-lepet yang dibawa sendiri dari rumah masing-masing warga. Untuk menghabiskan kupat, diantara warga ada yang ‘berkat’ dibawa pulang. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)