Pasuruan, NU Online
Setidaknya ada seribu pasukan keamanan di tingkat daerah dan dibantu beberapa aparat tingkat nasional turut dilibatkan pada pembukaan Musyawarah Idarah (Musda) Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Idarah Wustha Provinsi Jawa Timur. Kegiatan yang juga dirangkai dengan maulidirrasul Muhammad SAW, tersebut akan diselenggarakan 30 Maret hingga 1 April di lapangan Universitas Yudharta Pasuruan.
"Seribu pasukan keamanan dari berbagai aparat akan dikerahkan demi keamanan acara Musda Jatman Jatim ini," kata Rohimin selaku koordinator keamanan, Senin (19/3). Hal tersebut disampaikannya di sela-sela koordinasi panitia Musda Jatman di Aula Pancasila, Universitas Yudharta Pasuruan.
Banyaknya pasukan yang dilibatkan bukannya tanpa pertimbangan. “Hal ini tentu sangat diperlukan mengingat para tamu undangan yang hadir adalah para ulama dan tokoh nasional,” katanya.
Tercatat, sejumlah undangan yang hadir di antaranya Habib Luthfi bin Yahya, Kapolri Tito Karnavian, Gubernur Jawa Timur, Gatot Nurmantyo, dan beberapa ulama dan tokoh di Jawa Timur. Bahkan, jumlah peserta diperkirakan mencapai 7000 orang.
Selain itu, mengingat mayoritas peserta adalah para ulama, strategi pengamanan acara tersebut bertambah ketat. "Kemarin ramai isu kriminalisasi ulama, sampai isu orang gila,” katanya.
“Sehingga apa yang dilakukan panitia untuk meminimalisir sejumlah kemungkinan karena yang datang para ulama, masayikh dan tokoh besar lainnya," imbuh alumni Pondok Pesantren Ngalah Purwosari Pasuruan tersebut.
Dirinya juga menambahkan bahwa kesiapan pengamanan acara sejauh ini telah mencapai angka yang menggembirakan. “Termasuk persiapan dengan melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian, Intel dan TNI,” ungkapnya.
Menurut AKP Imade Swardana selaku Kapolsek Purwosari, adanya Islam garis keras yang sangat berlawanan para kiai sangat perlu diwaspadai.
“Meskipun saya tidak terlalu paham perihal tersebut. Namun berdasarkan undang-undang bahwa Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat baik yang muslim non muslim, setiap kegiatan wajib untuk melindungi dan menjaga agar terselenggaranya berjalan lancar," katanya kepada sejumlah panitia.
“Selain petugas keamanan dari TNI dan POLRI, pasukan pengamanan akan dibantu Banser, Pemuda Pancasila, Ansor, dan Limnas Pancasila,” pungkas Rohimin. (Red: Ibnu Nawawi)