Bondowoso, NU Online
Bu Sib, demikian orang-orang memanggilnya. Perempuan bernama lengkap Hj Siti Laili Sibriah ini tergolong energik. Di usianya yang ke-70 ia masih aktif menjadi ketua III Muslimat Nahdlatul Ulama di tingkat cabang Bondowoso, Jawa Timur.
Ia lahir di Bondowoso pada 21 April 1946 atau sekitar tiga minggu sebelum Muslimat NU resmi didirikan pada Muktamar ke-16 NU di Purwokerto.
“Saya mulai aktif di organisasi Muslimat pada tahun 2000. Saat itu saya menjabat sebagai ketua ranting Muslimat," katanya saat ditemui di kediamannya, Jalan Dr Sutomo Gang Tiga Nomor 37 RT 20 RW 03 Badean, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso, Senin (21/11) siang.
Di samping sebagai aktif di pengurusan Pimpinan Cabang Muslimat NU Bondowoso periode 2015-2020, Bu Sip kini juga mengemban amanah sebagai ketua Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Badean.
Sejak remaja ia aktif di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Pada tahun 1969 Sibriah mengikuti kongres IPPNU dan pada tahun 1972 ia dipercaya sebagai ketua IPPNU kecamatan setempat. Selama setengah abad ia mengaku menikmati aktivitasnya berkecimpung di organisasi.
Selain di organisasi NU, Sibriah merupakan Penyuluh Agama Kementerian Agama, aktif di pengajian, juga pengurus PKK, RT dan RW. “Tapi saya tetep semangat dan saya senang ada kegiatan karena saya tinggalnya sendiri dan tidak punya anak. Jadi saya tidak pernah kesepian karena saya sering ikut kegiatan,” ujarnya.
Dalam kegiatan organisasi Muslimat yang sekarang, Sibriah masih turut mengunjungi ke anak cabang di berbagai daerah sebagai realisasi dari program turun ke bawah alias turba. Usia sepuh tak menyurutkan semangatnya, apalagi profesi sebagai Penyuluh Agama dua bulan lagi bakal berakhir akibat peraturan baru terkait usia.
Terkait Kongres Ke-17 Muslimat NU ia berharap forum tertinggi di organisasi perempuan NU itu berjalan dengan lancar dan menghasilkan yang terbaik. “Pada waktu di acara korda (koordinasi daerah) kemarin di Situbondo ada pesan kita diwajibkan untuk bertawasul untuk suksesnya kongres Muslimat,” imbuhnya. (Ade Nurwahyudi/Mahbib)