Daerah

Solidaritas Terhadap Petani Kendeng, Kopri PMII Bojonegoro Doakan Patmi

NU Online  ·  Sabtu, 25 Maret 2017 | 17:06 WIB

Bojonegoro, NU Online
Pascaaksi yang dilakukan warga Kendeng sebagai bentuk penolakan terhadap pembangunan pabrik semen di Rembang, Patmi (48), salah satu peserta aksi meninggal dunia beberapa lama setelah melakukan aksi semen kaki. Sebagai bentuk solidaritas, Korp PMII Putri (Kopri) Cabang Bojonegoro mengadakan do'a bersama untuk Patmi di Sekretariat PMII Kabupaten Bojonegoro, Jum'at (24/3).

Koordinator doa untuk Patmi petani Kendeng, Mila Agustina, mengatakan, aksi semacam ini merupakan bentuk solidaritas kepada pejuang gunung Kendeng yang hingga ajal datang tetap berkomitmen untuk menolak adanya pabrik semen Indonesia yang akan mendirikan pabrik semen di daerah Rembang.

"Ibu Patmi adalah pejuang yang hebat, Kita di sini berdoa agar Bu Patmi dengan segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Serta perjuangan akan tetap mengalir kepada sendi-sendi darah para aktivis perempuan PMII," terang Mila yang juga mahasiswi IKIP PGRI Bojonegoro.

Namun setelah acara doa dan tahlil, acara dilanjut dengan diskusi tentang ekplorasi yang dilakukan perusahaan semen di gunung Kendeng. Tentang bagaimana persoalan eksploitasi lingkungan yang terjadi di Pegunungan Kendeng maupun keadaan Bojonegoro saat ini.

"Kita juga mempelajari dampak setalah dan sebelum adanya perusahaan semen di gunung Kendeng. Secara ekonomi, budaya, kultur, dan politik apakah berpengaruh secara signifikan terhadap masyarakat setempat," terangnya aktivis PMII Bojonegoro itu.

Sedangkan, Lilis Apriliani salah satu peserta acara doa dan tahlil ini, sangat mengapresiasi dan mengormati perjuangan yang telah dilakukan oleh Patmi Petani Kendeng yang meninggal dunia. Pasalnya di saat memperjuangan sebuah cita-cita bersama masyarakat gunung Kendeng di Rembang, ia berkukuh melakukan penolakan.

"Ibu Fatmi adalah pejuang bagi kita, serta semangat beliau akan senantiasa ada semua aktivis wanita dan perjuangan tersebut juga membuat ghiroh perjuangan bagi aktivis perempuan PMII bangkit di Kabupaten Bojonegoro ini. Bagi kita hanya ada satu kata buat pemerintahan yang tidak prorakyat, yakni lawan," tutur Lilis yang juga ketua Komisariat IKIP PGRI Bojonegoro.(M Yazid/Alhafiz K)