Daerah

Spirit Nahdlatut Tujjar Mbah Wahab Harus Menginspirasi Kembangkan Ekonomi

Sen, 15 Juli 2019 | 08:30 WIB

Spirit Nahdlatut Tujjar Mbah Wahab Harus Menginspirasi Kembangkan Ekonomi

MoU Yayasan Pesantren Bahrul Ulum dengan PT Asuransi Syariah Indonesia dan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia.

Jombang, NU Online
Peringatan haul ke-48 almaghfurlah KH Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) semestinya kian menginspirasi sejumlah kalangan. Sosok pendiri sekaligus penggerak Nahdlatul Ulama (NU) tersebut memiliki banyak kemampuan yang bisa diteladani. Tidak hanya ulet dalam memimpin organisasi terbesar di nusantara ini, sosoknya juga dikenal dengan motor penggerak ekonomi kerakyatan. Terbukti di masanya Mbah Wahab mampu menggerakkan ekonomi dengan mendirikan Nahdlatut Tujjar.

Demikian ini sebagaimana disampaikan Rektor Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Anton Muhibbudin pada acara Seminar Ekonomi Syariah dalam rangka Haul ke-48 KH Wahab Chasbullah. Seminar yang bertajuk Ceruk Pengembangan Ekonomi Syariah antara Pondok Pesantren, Industri dan Mengasuransikan Syariah Indonesia ini berlangsung di aula Unwaha, Ahad (14/7).

Dalam aspek ekonomi, spirit perjuangan Mbah Wahab menurut dia dapat dijadikan contoh, baik bagi masyarakat di lapisan bawah maupun para akademisi yang berkiprah di dunia kampus.

"Peringatan haul Mbah Wahab ini menjadi kesempatan agar kita terinspirasi dengan spirit perjuangan ulama yakni mengembangkan ekonomi syariah yang berkemajuan dan maslahah bagi masyarakat," jelasnya.

Kampus-kampus yang berada di lingkungan pondok pesantren khususnya tidak boleh ketinggalan pada aspek bagaimana cara mengembangkan ekonomi bagi mahasiswanya. Perguruan tinggi harus senantiasa hadir memberikan wawasan luas kepada mahasiswanya terkait pengembangan ekonomi. Terlebih saat ini sarana dan prasarana kian mudah diperoleh.

"Untuk itu Unwaha menghadirkan jurusan ekonomi syariah yang bisa bersinergi dengan program asuransi syariah, juga menjadi sarana kegiatan sosial bagi pesantren utamanya," ujar dia.

Sejarah berdirinya Nahdlatut Tujjar sekaligus prinsip serta perkembangannya hendaknya menjadi perhatian penting bagi institusi atau lembaga yang ingin mengembangkan ekonomi, tidak terkecuali dunia akademik. 

Salah satu kesimpulan yang bisa diambil dari sejarah dan nilai-nilai yang ada di Nahdlatut Tujjar adalah bahwa para ulama terdahulu sangat peduli akan kesejahteraan masyarakat di sekelilingnya. Hal itu menurut dia, rasa kepedulian tersebut tidak boleh hilang. Termasuk di dunia kampus. 

Kampus, imbuh dia, harus bisa menjadi jembatan pengetahuan yang global bagi mahasiswanya. Dari pengetahuan tersebut rasa kepedulian potensi akan sangat terbuka melihat situasi dan kondisi masyarakat di sekelilingnya.

"Nahdlatut tujar berdiri tahun 1918. Yang sangat nyata, bahwa ulama sangat peduli pada kesejahteraan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan," ucapnya.

Hadir sebagai narasumber Dirut PT Rearsuransi Syariah Indonesia, Ahmad Syaironi, dan Dirut PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (Asyki), Mudzakir. Tampak pula para petinggi kampus Unwaha, jajaran dosen serta dari pihak Yayasan Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas.

Pada kesempatan ini dilangsungkan pula kerja sama atau MoU antara Yayasan Pesantren Bahrul Ulum dengan PT Asuransi Syariah Indonesia dan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia. (Syamsul Arifin/Ibnu Nawawi