Daerah

Syekh Sholeh: Gelar Haji Harus Dirawat Sepulang dari Tanah Suci

Jum, 10 November 2017 | 00:05 WIB

Brebes, NU Online
Pengasuh pondok pesantren Darussalam Jatibarang Kidul, Jatibarang Kidul, Brebes, KH Syekh Sholeh Muhammad Basalamah mengingatkan bahwa gelar haji itu harus dirawat. Haji itu harus tumbuh sepanjang hayat, bukan tatkala berada di tanah suci saja tetapi ketika kembali ke tanah air dan sepanjang hayatnya untuk menjaga kemabruran haji.

Demikian disampaikan Syekh Sholeh Muhammad Basalamah saat menyampaikan taushiyah pada Silaturahmi Jamaah Haji Kabupaten Brebes 2017 dengan Pemkab Brebes, di Pendopo Bupati, Rabu (8/11).

Syekh Sholeh menjelaskan, ibadah haji itu ibarat menanam padi. Ketika menanam, itu mudah karena hanya sekali dalam semusim. Tetapi untuk bisa panen harus dipelihara sepanjang masa. Diakuinya, memelihara itu lebih capek dan membutuhkan waktu yang lama sekali.

“Kalau ingin hajinya mabrur, tentu setelah nandur (menanam) selanjutnya harus dipelihara dengan berbagai daya dan upaya,” ujarnya.

A‘wan PCNU Brebes itu memberi resep, untuk mencapai derajat mabrur-mabrur maka ada dua langkah yang harus ditaati yakni menjaga lisan dan menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.

Lisan atau ucapan bisa mengantarkan seseorang menuju ke surga dan juga menjerumuskan ke jurang neraka. Bau harum akan terpancar dari seseorang yang selalu menjaga lisannya dengan baik, dalam artian selalu menggunakan lisannya untuk beribadah kepada Allah SWT. Berkata yang baik-baik, tidak menyakiti seseorang dan selalu berzikir kepada Yang Maha Kuasa.

Seorang haji dan hajjah juga hendaklah menjadi contoh di keluarga maupun lingkungannya. Penyandang haji dan hajah telah menjadi tolok ukur akhlak di lingkungannya.

Wakil Bupati Brebes Narjo berharap kepada jamaah haji 2017 mampu meningkatkan kualitas keimanan dan keislamannya. Jangan merasa lebih tinggi derajatnya di masyarakat dengan menunjukan kesombongan. Namun harus sebaliknya, dengan menunjukan sikap dan sifat rendah hati dan penuh kasih sayang kepada warga yang kurang beruntung.

Seorang haji itu, lanjutnya harus menunjukkan kepeduliannya dengan sering berbagi infaq, zakat maupun sedekah. “Dengan tangan-tangan keikhlasan para jamaah haji di lingkungannya masing-masing, saya yakin bisa berkontribusi menanggulangi kemiskinan,” tandasnya.

Ketua Pengurus Daerah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kabupaten Brebes H Athoillah Syatori mengajak jamaah haji 2017 untuk bergabung ke IPHI. Dengan berbagungnya ke IPHI akan terjalin silaturahmi yang langgeng sekaligus memelihara makna haji sebagai haji yang mabrur-mabrurah.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kabupaten Brebes H Imam Hidayat mengatakan, jamaah haji Kabupaten Brebes sebanyak 1141 jamaah kloter 8, 51, 52, 53 dan 54.

Secara umum, pelayanan dan perjalanan haji aman, tertib dan lancar. Namun demikian ada kekuarangan dan beragam persoalan yang bisa dijadikan bahan evaluasi dimasa mendatang.

Dilaporkan oleh Imam, ada delapan orang jamaah haji Kabupaten Brebes yang meninggal di tanah suci, yaitu Surya Rasmin dari Prapag Kidul Losari, Faizah Achrod Abdul Manan Dukuhturi Bumiayu, Kosim Madrawi Slatri Timur Larangan, Agus Salim, Caya Sambyah Soyaat Dukuh Cecek Larangan, Rasuli Rusul Sadyan Bangsri Bulakamba, Koriyah Juwid Sukman Kertabesuki Wanasari dan Sainyah Said. (Wasdiun/Alhafiz K)