Daerah

Tahlilan Jadi Perekat Bangsa

Jum, 26 Februari 2016 | 16:28 WIB

Subang, NU Online
Alhamdulillah, umat Islam di Indonesia ada 12,9 persen dari total umat Islam seluruh dunia sehingga Indonesia menjadi negara Muslim terbesar di dunia. Organisasi umat Islam terbesar di dunia juga adanya di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama.

Demikian ceramah yang disampaikan Ketua PBNU H Marsudi Syuhud pada acara Pengajian Bulanan MWCNU Binong dan Tambakdahan yang diikuti ribuan jamaah di halaman Masjid Jami Al-Muttaqien Kp. Jungklang Desa Mulyasari Kec. Binong Kab. Subang. (Rabu, 24/02).

“Kenapa di Timur Tengah, negara yang banyak umat Islamnya mudah sekali perang? Karena di sana ulamanya, tidak punya organisasi semacam NU. Mereka berjuang sendiri,” kata Marsudi.

“Sebelum saling membunuh, mereka saling mengkafirkan dulu. Nah model faham Takfiri ini sekarang sudah masuk ke indonesia. Negara kita yang berketuhanan yang maha esa pun dianggap negara thoghut,” tambahnya.

“Kenapa Islam di Indonesia aman. Karena ada Nahdlatul Ulama. NU mempunyai fasilitas-fasilitas brilian, yang bisa mengumpulkan banyak orang. Sebelum lahir, masih dalam kandungan 4 bulan ada acara mapat, setelah lahir ada acara marhaban, setelah meninggalpun ada acara yaitu tahlilan,” kata Ketua PBNU ini.

“Satu-satunya organisasi yang mengurus umatnya dari sebelum lahir hingga meninggal adalah NU. Model seperti ini tidak ada di Timur Tengah. Kalau ada kiai yang berselisih, rukun kembali karena bertemu salaman pada acara tahlilan. Oleh karena itu jangan sepelekan wahai pemerintah, bahwa tahlilan adalah perekat bangsa,” tegasnya.

Pengajian bulanan ini dihadiri juga oleh Rais Syuriyah PCNU Subang KH. Agus Salim, Ketua Tanfidziyah PCNU Subang KH Musyfik Amrullah, Camat Binong H Suhaendi, Ketua PC Muslimat NU Subang Iis Salamah. Red: Mukafi Niam