Daerah

Tolak Full Day School, Bupati Tegal Siap Cium Kaki Jokowi

Sab, 26 Agustus 2017 | 19:31 WIB

Tegal, NU Online
Keputusan Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 terus menuai penolakan di berbagai daerah. Penolakan tersebut kali ini datang dari Kabupaten Tegal dengan menggelar aksi damai pada Jumat, (25/8) di Taman Rakyat Slawi Kabupaten Tegal.

Pada rangkaian kegiatan aksi, turut hadir Bupati Tegal Enthus Susmono yang juga ikut berorasi di depan puluhan ribu massa. Dalam orasinya, ia mengatakan tidak meminta mencopot Pak Menteri.

(Baca: Pengamat Pendidikan: Masalah FDS Tak Hanya Menimpa NU)


“Saya tidak meminta mencopot Pak Menteri. Itu hak panjenengan. Namun, Sampean bisa memberikan keputusan supaya semua nyaman dan aman,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengatakan siap menerima konsekuensi apa pun sebagai Bupati dalam menolak lima hari sekolah.

“Konsekuensi saya sebagai bupati, saya siap menerima apa pun ketika saya menolak lima hari sekolah. Jika dipecat sebagai Bupati, tidak masalah. Nyalon lagi,” ujarnya disertai gelak tawa dan tepuk tangan peserta aksi.

Di tengah-tengah orasi, ia memperagakan berdialog dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan menarik salah satu orang yang diibaratkan sebagai Jokowi. Hal itu, menurutnya, karena sebagai bangsa Jawa sudah terbiasa kontak dengan batin. Ia mengatakan bahwa keputusan untuk membatalkan Permendikbud adalah jalan tengah.

“Bapak Presiden, saya tidak bisa menghadap langsung dengan Panjenengan. Tetapi kami bangsa Jawa sudah terbiasa kontak dengan batin. Keputusan kami adalah jalan tengah, tawasuth. Supaya tidak terjadi keributan di bawah,” ungkapnya.

(Baca: Tak Ada Ketentuan Penerapan Opsional dalam Permendikbud Lima Hari Sekolah)


Di akhir orasinya, pria yang juga berprofesi sebagai dalang ini mengatakan bahwa ia siap “menyembah” Jokowi dengan memperagakan kepada orang yang diibaratkan sebagai Jokowi.

“Tetapi menyembah kaya Seni Ketoptak loh ya. Bukan menyembah kaya ke Allah,” tambahnya.

Bahkan, jika ia juga disuruh mencium kaki Presiden, akan ia lakukan.

“Tetapi kakinya diganti kaki ayam, kemudian diopor. Saya cium, lalu saya makan Pak,” pungkasnya.

Lelucon itu disambut gelak tawa oleh para peserta aksi yang berasal dari berbagai organisasi seperti Forum Komunikasi Diniyah Takbilitah, MWCNU se-Kabupaten Tegal, Muslimat, Fatayat, GP Ansor, IPNU, dan IPPNU. (M. Ilhamul Qolbi/Mahbib)